"Mbak Meida, hanya karena masalah sepele istri saya marah banget sampai pulang ke rumah orangtuanya dan minta cerai."
Tidak mungkin seseorang karena masalah sepele langsung pergi begitu saja. Kasus seperti ini, saya berani pastikan mereka suka menyimpan uneg-unegnya.
Ada perkataan atau sikap pasangan yang tidak disukai, tapi tidak diungkapkan. Ada masalah tidak diselesaikan, tapi terus ditumpuk. Ya sudah, tinggal tunggu waktu untuk meledak.
Jadi akan lebih baik jika Anda dan pasangan tidak menumpuk dan menyimpan sendiri masalah Anda. Anda bisa mengkonsultasikan masalah Anda pada psikolog, psikiater, konsultan rumah tangga atau guru spiritual yang Anda percaya.
Yang Ketiga, Kuantitas lebih sedikit dan Kualitas Lebih Baik
Tidak ada jumlah ideal terkait pertengkaran. Lebih sering bertengkar atau jarang bertengkar, itu bukan fokus utamanya.
Tapi, kualitas pertengkaran Anda yang memberi petunjuk seberapa sehat pertengkaran yang terjadi.
Sebagai contoh, kalian berkonflik mengenai satu masalah pada satu waktu. Kalian mencari solusi, kalian berjuang secara adil, tidak ada yang ingin menang sendiri.
Dan, kalian menyelesaikan masalah dengan solusi atau kesepakatan bersama.
Yang Keempat, Membahas Satu Masalah dalam Satu Waktu
Ketika kalian berkonflik, kalian tidak membawa masa lalu. Ini seringkali terjadi pada wanita.
Jadi, wanita itu ahli sejarah. Kejadian 7 atau 11 tahun lalu, masih diingat. Bukan sekedar ingat kejadiannya, kita bahkan ingat pakai baju apa, sewaktu itu jam berapa, lagi makan apa. Sampai sedetil itu wanita.
Nah, konflik yang terjadi pada hubungan yang sehat adalah mampu memanage emosi untuk tidak lepas kontrol.