Bangun jam 5 pagi langsung berniat melawan dinginnya air kran untuk mengambil air wudlu. Bermunajat dengan do'a-do'a yang selalu berharap terijabah. "Be Happy" satu kata itulah yang menjadi tekad untuk pencapian dari hari kehari. Sebut saja si Bujang. Sosok seorang pejuang keluarga yang harus menapaki aspal jalanan setiap pagi, sebelum Dia sendiri harus berjuang mengais rizki dalam dunia kerjanya yang masa depannya tak mampu di hitung dengan rumus pitagoras. Adakah satu kalimat yang mampu mengungkapkan tentang lukisan dunia dan adakah satu kalimat yang mampu mengungkapkan tentang masa masa depanku ?.
50 tahun waktu berlalu. Bujang mulai lagi mengurai perjalanan hidupnya lewat tulisan yang diawali sekarang ini. Penat, keras membatu., berjuang fokus meski terasa otak susah berkompromi. Jari jemari terus meloncat-loncat otak-atik tuts yang ada di handphone. Sampai akhirnya si Bujang mengakhiri dengan batin yang mengucap Alhamdulillah. Aku mulai menulis lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H