Mohon tunggu...
nur rofiq akbar
nur rofiq akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

traveling,ngopi asik,berburu senja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Behaviorisme dalam Psikologi

8 November 2024   09:03 Diperbarui: 8 November 2024   09:15 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Behaviorisme adalah salah satu aliran utama dalam psikologi yang berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur. Berbeda dengan pendekatan psikologi yang lebih menitikberatkan pada proses internal seperti emosi dan pemikiran, behaviorisme menekankan bahwa perilaku manusia dan hewan adalah hasil dari respon terhadap rangsangan lingkungan. Teori ini memainkan peran penting dalam perkembangan psikologi modern dan telah memberi pengaruh besar pada metode penelitian dan terapi perilaku.

Sejarah dan Tokoh Utama Behaviorisme

Behaviorisme berkembang pada awal abad ke-20, dipelopori oleh John B. Watson yang menekankan pentingnya pengamatan objektif dalam psikologi. Watson berpendapat bahwa perilaku dapat dipelajari dan dipahami melalui prinsip-prinsip pengondisian, yaitu hubungan antara rangsangan (stimulus) dan respon. Teorinya mengesampingkan aspek-aspek psikologi introspektif, seperti kesadaran dan perasaan, karena dianggap subjektif dan sulit diukur secara ilmiah.

Tokoh penting lainnya dalam aliran ini adalah B.F. Skinner, yang mengembangkan teori operant conditioning. Skinner memperkenalkan konsep penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment) sebagai faktor yang memengaruhi bagaimana perilaku dipelajari dan dipertahankan. Selain itu, Ivan Pavlov dengan teori classical conditioning-nya berkontribusi signifikan pada pemahaman tentang bagaimana asosiasi antara rangsangan yang netral dan respons refleksif dapat terbentuk.

Prinsip Utama Behaviorisme

Behaviorisme didasarkan pada beberapa prinsip utama yang menjelaskan bagaimana perilaku manusia dan hewan dipelajari dan dimodifikasi:

  1. Stimulus-Respons: Prinsip dasar behaviorisme adalah hubungan antara stimulus (rangsangan dari lingkungan) dan respons (reaksi yang diamati). Perilaku dianggap sebagai hasil dari respon terhadap rangsangan tertentu, tanpa melibatkan faktor internal seperti emosi atau motivasi.
  2. Pengondisian Klasik (Classical Conditioning): Ditemukan oleh Ivan Pavlov, pengondisian klasik terjadi ketika individu belajar mengasosiasikan dua rangsangan yang berbeda. Misalnya, anjing Pavlov mengeluarkan air liur ketika mendengar bel (stimulus netral) karena telah dikaitkan dengan makanan (stimulus tidak netral). Dengan kata lain, perilaku refleksif dapat dihasilkan oleh stimulus yang sebelumnya netral melalui pengulangan.
  3. Pengondisian Operan (Operant Conditioning): Diperkenalkan oleh B.F. Skinner, pengondisian operan melibatkan perilaku yang diperkuat atau dilemahkan oleh konsekuensi yang mengikuti tindakan tersebut. Penguatan positif (misalnya, hadiah) cenderung meningkatkan kemungkinan perilaku akan diulang, sedangkan hukuman atau penguatan negatif (penghilangan stimulus yang tidak menyenangkan) cenderung menurunkan perilaku.
  4. Penguatan dan Hukuman:

Penguatan Positif: Menambahkan sesuatu yang menyenangkan atau memberikan hadiah setelah perilaku yang diinginkan dilakukan untuk memperkuat perilaku tersebut.


    • Penguatan Negatif: Menghilangkan stimulus yang tidak diinginkan atau tidak menyenangkan sebagai bentuk penghargaan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan.
    • Hukuman Positif: Menambahkan stimulus yang tidak menyenangkan setelah perilaku yang tidak diinginkan muncul untuk mengurangi frekuensi perilaku tersebut.
    • Hukuman Negatif: Mengambil stimulus yang menyenangkan sebagai konsekuensi dari perilaku yang tidak diinginkan.

Penerapan Behaviorisme

Behaviorisme memiliki berbagai penerapan, baik dalam pengaturan pendidikan, terapi, maupun dunia bisnis. Beberapa penerapan umum dari teori ini meliputi:

  1. Pendidikan dan Pengajaran: Pendekatan behavioristik digunakan dalam pengajaran untuk mengubah perilaku siswa. Misalnya, guru dapat memberikan penghargaan atau hadiah kepada siswa yang mencapai tujuan pembelajaran tertentu, sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih baik. Penguatan positif, seperti pujian atau hadiah, dianggap lebih efektif dibandingkan hukuman.
  2. Terapi Perilaku: Dalam konteks klinis, terapi perilaku digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan psikologis seperti fobia, kecemasan, atau kebiasaan buruk. Salah satu contohnya adalah terapi desensitisasi sistematis, yang melibatkan pengondisian ulang respons terhadap stimulus yang memicu ketakutan. Terapi perilaku kognitif (CBT) juga banyak menggunakan prinsip-prinsip behaviorisme dalam mengatasi masalah psikologis.
  3. Dunia Bisnis dan Manajemen: Teori pengondisian operan juga diterapkan dalam pengaturan organisasi, di mana pemberian penghargaan seperti bonus atau kenaikan gaji digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Sebaliknya, hukuman, seperti peringatan atau pengurangan gaji, digunakan untuk menekan perilaku yang tidak diinginkan.
  4. Pengasuhan Anak: Prinsip-prinsip behaviorisme sering digunakan dalam pengasuhan anak, seperti memberikan penghargaan kepada anak yang menunjukkan perilaku baik atau menerapkan konsekuensi yang sesuai ketika anak menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan. Teknik pengondisian ini membantu anak memahami hubungan antara tindakan mereka dan konsekuensinya.

Kritik terhadap Behaviorisme

Meskipun behaviorisme memiliki kontribusi besar dalam psikologi, aliran ini juga menerima banyak kritik. Salah satu kritik utama adalah bahwa behaviorisme terlalu menyederhanakan perilaku manusia dan mengabaikan aspek internal, seperti pikiran, perasaan, dan motivasi. Aliran psikologi kognitif, misalnya, menekankan bahwa pemikiran dan proses mental lainnya sangat penting untuk memahami perilaku manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun