Di sebuah kota kecil yang tenang, terdapat sebuah rumah tua yang telah lama terbengkalai. Rumah tersebut berdiri di pinggir jalan, dikelilingi oleh kebun yang penuh dengan rumput liar dan semak-semak. Meskipun kota itu sering mengalami perubahan, rumah tua ini tetap terabaikan, dan cerita tentangnya sering menjadi bahan perbincangan di kalangan warga.
Hari itu, hujan turun dengan deras, dan awan gelap meliputi langit. David, seorang pemuda berusia dua puluh enam tahun, baru saja kembali ke kota kelahirannya setelah beberapa tahun merantau. Dia mendengar cerita tentang rumah tua itu dari neneknya, dan rasa penasaran membuatnya memutuskan untuk menyelidikinya sendiri.
David adalah seorang penulis novel misteri. Kembali ke rumah membuatnya merasa nostalgia, dan dia melihat kesempatan untuk mencari inspirasi untuk buku barunya. Setelah memarkir mobilnya di tepi jalan, dia melangkah menuju rumah tua dengan jas hujan dan senter di tangan. Pintu rumah yang sudah berkarat terasa berat saat dia dorong, dan bunyi berderitnya memenuhi kesunyian malam.
Di dalam rumah, suasananya sangat gelap dan dingin. Debu tebal menutupi setiap permukaan, dan udara berbau lembap. David menyalakan senternya dan mulai menjelajahi ruangan demi ruangan, mencari sesuatu yang menarik. Tidak lama setelah memasuki ruang tamu, dia menemukan sebuah lukisan tua yang tergantung di dinding, menggambarkan seorang pria dengan tatapan kosong yang tampaknya mengikuti gerakannya.
David melanjutkan pencariannya ke lantai atas. Tangga kayu yang sudah lapuk membuat bunyi berderak setiap kali dia melangkah. Di lantai atas, dia menemukan beberapa kamar tidur yang sudah rusak dan kosong. Namun, ada satu kamar yang tertutup rapat. Pintu kamar tersebut terlihat lebih baru dibandingkan dengan pintu-pintu lainnya, dan kuncinya tampaknya masih ada di tempatnya.
Dengan hati-hati, David membuka pintu tersebut dan menemukan ruangan kecil dengan jendela besar yang menghadap ke kebun. Di sudut ruangan terdapat meja kerja dengan beberapa dokumen dan buku tua. Di atas meja terdapat sebuah buku catatan dengan sampul kulit yang usang. David mengambil buku itu dan mulai membukanya.
Tulisan di dalam buku tersebut adalah catatan harian milik seseorang bernama Samuel Green, seorang penduduk setempat yang dikenal karena kecintaannya terhadap seni. Catatan itu mengisahkan tentang proyek seni terakhir Samuel yang tampaknya tidak pernah selesai. Namun, ada sesuatu yang aneh---Samuel menulis tentang "bayangan" yang selalu mengikutinya dan tampaknya menjadi sumber inspirasi dan ketakutan.
Saat David membaca lebih lanjut, dia menemukan bahwa Samuel semakin terobsesi dengan bayangan itu dan akhirnya menghilang tanpa jejak. Catatan terakhirnya berbicara tentang menemukan "kebenaran di balik bayangan" dan meminta maaf kepada seseorang yang tidak disebutkan namanya.
David merasa ketegangan mulai meningkat. Dia memperhatikan bahwa jendela di kamar itu memiliki tirai yang tampaknya bergerak meskipun tidak ada angin. Dia mendekati jendela dan membuka tirai dengan hati-hati. Di luar jendela, dia melihat sebuah sosok yang berdiri di kebun, tampak seperti seorang pria dengan mantel panjang dan topi fedora. Sosok itu berdiri di tempat yang sama di mana David melihat bayangan bergerak tadi.
David merasa jantungnya berdebar. Dia mencoba untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, tetapi sosok itu tiba-tiba menghilang, seolah-olah tersapu oleh kegelapan. David memutuskan untuk meninggalkan kamar dan mencari tahu lebih lanjut di luar rumah.