Berawal dari rasa prihatin melihat kualitas pendidikan dasar di wilyah Indonesia Timur, terutama di Maluku, saya punya semacam angan-angan untuk ikut memajukan daerah ini minimal dalam lingkup kecil bidang pendidikan, lebih fokus lagi barangkali untuk pelajaran matematika tingkat sekolah dasar.
Di tempat saya tinggal sekarang ini nyata sekali minat anak-anak terhadap mata pelajaran itu sangat tipis.
Saya pernah mencoba konsultasi dengan seorang guru yang merangkap kepala sekolah di sebuah desa terpencil di Pulau Seram, Maluku, berharap bisa tukar pendapat tentang bagaimana menarik minat siswa terhadap pelajaran yang satu itu. Dengan berbekal pengalaman mengajar les privat semasa kuliah dulu dan keinginan untuk melihat anak-anak di daerah ini ikut maju, minimal setara dengan daerah lain yang masuk kategori kota, saya tawarkan kepada kepala sekolah tersebut tenaga saya sebagai pengajar khusus pelajaran matematika untuk anak kelas enam di sekolah itu. Untuk lebih meyakinkan dia, saya sampaikan bahwa saya tidak menginginkan bayaran untuk tenaga saya dan saya pernah memiliki pengalaman mengajar semasa kuliah dulu, meskipun hanya mengajar les privat dari rumah ke rumah.
Tanpa saya duga, ibu kepala sekolah menyambut baik usulan saya tersebut dan kami segera mengatur jadwal yang saya sesuaikan dengan kegiatan saya yang lain.
Setelah pengaturan jadwal selesai dan saya akan pamitan untuk pulang, tiba-tiba ibu kepala sekolah bertanya, "Bapak dulu kuliah dimana, pak."
Agak lama saya berusaha menemukan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan ibu tadi. Akhirnya saya berterus terang, "Saya lulusan ITB, bu." Namun tampaknya jawaban saya itu belum cukup memuaskan beliau sampai akhirnya bertanya lagi, "ITB itu dimana, pak..?"
*********
Darisini rekan-rekan kompasianer mungkin bisa menyimpulkan, betapa jauh kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia Timur dibanding daerah lain. Tidak hanya kualitas peserta didik, namun barangkali termasuk kualitas pendidiknya.
Semoga tulisan kecil ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H