Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan mantan Presiden Abdurrahman Wahid di kantornya Kramat Raya sekitar awal tahun 2007, saya merasakan kepiawaian Gus Dur dalam memilih bahan "ice breaker" untuk mencairkan suasana sesaat setelah sesi wawancara dimulai.
Mungkin karena tahu bahwa saya seorang Katolik dan sedang belajar di Singapore, beliau mengambil contoh di antara kedua hal itu.
Dikatakan bahwa Singapore sekarang ini diperintah oleh Trinity. Tentu saja dengan raut muka heran spontan saya bertanya, "Kenapa Trinity, Gus.?"
Merasa pancingannya mengena, sambil tertawa lebar dia menjawab, "Ya, Trinity. Karena disana sekarang diperintah oleh father, son and holy GOH." (Yang dimaksud adalah Goh Tjok Tong, mantan Perdana Menteri, pelesetan dari HOLY GHOST)
Gus Dur memang bisa aja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H