JOGJA, ANTARA AKU, KAMU, DAN CINTA (Salam Kenal Jogja)
Mbah Har
"Maturnuwun Pakdhe...dalem pamit!"
"Tenan Lhee....ora dianter tekan terminal?"
"Mboten Pakdhe, naik bus Trans Jogja mawon. Sekalian muter-muter ngapalin Jogja!"
"Yoo wis, ati-ati. Salam kagem Bapakmu. Pakdhe durung bisa sowan!"
"nggih InsyaAllah Pakdhe!"
Aku undur diri sejenak dari Kota Jogja. Aku yakin ini bukan menjadi hari ganjilku, hari terakhirku di Jogja. Aku akan kembali bulan depan dengan menggenapinya. Dan Tugu serta Marlboro kapan kapan aku akan camping bermalam-malam. Sementara aku sekedar mencari gambaran tentang kotamu dari kaca jendela Bus dulu. Hik angkringan, kota 1000 angkringan tunggu saatnya berbagi cerita dan ngopi malam bareng. Nanti di awal cerita kita akan mengakhiri bersama. See you
Belum memulai perkuliahan. Sehari ini aku hanya mengurus registrasi daftar ulang di salah satu kampus termuka. Melengkapi berkas dan persyaratan calon mahasiswa baru. Selebihnya aku jalan-jalan melihat situasi depan, belakang dan kanan kiri. Toh yaa gratis juga, tinggal pindah-pindah jalur suka-suka feeling, plus AC. Menyapa ramah tiap sudut bersahaja. Keinginanku dan kesenanganku tentang Jogja mulai nampak. Tiada rasa ragu memandang keraguan untuk pasrah di Kota Jogja.
Siapa Pakdhe? Aku memanggilnya Pakdhe, beliau aku panggil Pakdhe. Pakdhe adalah sahabat, sekaligus kakak dan adik bagi Bapak. Pakdhe adalah sebagian dari bagian hidup Bapak. Jadi, Bapak yaa Pakdhe, Pakdhe juga Bapak. Agak membingungkan, tapi jika kau bikin ruwet jadinya ruwet benaran. Sesuai tenger perasaanmu saja. Bikin simple dan sederhana saja.
Aku sudah di terminal Giwangan. Tidak terlalu ramai di malam ini. Aku tidak perlu pusing-pusing ambil jarak untuk duduk-duduk. Bebas memilih suka-suka. Dan seperti biasa aku memilih sudut, sudut seperti ramah menyapa bermalas-malas.