Febri tahu sebenarnya, dia tidak perlu turun karena bukan limit putusan kreditnya. Sudah ada pendelegasian wewenang memutus, masih dalam batas pemutus di bawahnya. Jadi mutlak tanggungjawab diserahkan ke team bawah.
"Mas, jenengan ada masalah apa, akhir-akhir ini saya perhatikan agak beda?" Tanya Catur, di sini sebagai Team Leader salah satu unit bawahan Febri.
"Gaa tahu juga mas" Lanjut Febri mengalihkan pembicaraan "Oia, masih punya kas kan, seperti pernah aku bilang tiap ada kegiatan kantor jangan sampai uang pribadi. Jangan kayak Cabang Semarang, selalu urunan. Gathering besuk bulan depan sak regional Jateng dana siap too?"
"Aman mas, duwit reward pusat sama dana-dana Notaris lebih dari cukup. Termasuk nanti dana woyo-woyo pelantikan Mas Febri Jadi Regional Manager sudah siap. Sponsor pun siap, tinggal call. Beres!" dibarengi ketawa rengah satu mobil, kecuali Febri datar-datar aja.
"Kowe kebanyakan nonton gossip!"
Sampai juga di tempat OTS. Mata Febri tertuju pada warung hik di seberang jalan, di sebelah masjid. Tempat Andalan. Tempat pencarian. Dan langkahpun di arahkan ke sana.
"Aku tunggu di sini aja!" seru Febri
"Oke mas, jawab Catur."
***
"Bapak tinggal ke masjid dulu!"
"Monggo, Pak!"