Sebagai (mantan) ketua KPPS pada pemilu tahun ini, saya mengerutkan kening ketika mendengar elit politik berteriak-teriak bahwa pemilu ini curang dan harus diulang. Katanya kecurangannya bersifat sistematis, masif, terstruktur dan brutal. Saya sungguh ingin tahu, dimanakah letak kecurangan itu terjadi. Tetapi tidak apa-apa, anggap saja memang ada KPPS yang berniat untuk curang. Coba kita telisik secara mendalam, pada situasi dan kondisi apakah kecurangan itu bisa dilakukan.
Sebelum hari H
Sebelum hari H kami mendapatkan bimbingan teknis sebanyak 4x di Balai desa. Selama bimbingan teknis itu kami mendapatkan penjelasan detail mengenai tata cara pelaksanaan pemilu. Kami juga mendapatkan buku panduan, daftar DPT untuk TPS dan juga form C6. Form C6 adalah undangan bagi warga yang terdaftar di DPT untuk melakukan pencoblosan.
Pada tahap ini satu-satunya kecurangan yang bisa dilakukan adalah membocorkan data DPT pada salah satu caleg. Ingat, kepada salah satu caleg bukan salah satu capres. Umpama kecurangan itu kami lakukan, hal itu tidak akan berpengaruh signifikan terhdap hasil pemilu. Sebab para caleg sudah punya data calon pemilih dari timses nya masing-masing.
Menjelang hari H
Selasa (16 April 2019) sore kami ditugaskan untuk menata TPS kami masing-masing. Jika belum selesai dilanjutkan pada malam Rabunya. apa yang kami tata? Hanya bangku-bangku dan meja. Tidak kurang dan tidak lebih.
Kebetulan TPS kami bertempat di ruang kelas sebuah sekolah. Kami hanya perlu menata bangku dan meja yang dibutuhkan untuk panitia, untuk pemilih, tempat saksi, tempat panwas, tempat pencoblosan dan tempat kotak suara. Kami juga mengeluarkan bangku dan meja yang tidak dibutuhkan.
Di tahap ini apa yang bisa kami curangi? Tidak ada dan tidak bisa. Semua logistik pemilu masih berada di Balai desa, dijaga ketat oleh para Polisi bersenjata lengkap. Apakah surat suara yang ada di balai desa itu masih utuh, atau sudah dicoblos kami tidak tahu. Kami akan tahu ketika pemilih mendapatkan surat suaranya dan protes pada kami karena surat suaranya sudah tercoblos.
Ketika hari H
Jam 06.00 WIB semua anggota KPPS sudah berada di lokasi TPS. Ketua KPPS menuju balai desa untuk memastikan logistik pemilu yang dikirim ke TPSnya sudah benar. Kira-kira jam 07.00 semua logistik sampai di TPS.