Menetes air mata ini melihat salah satu video yang tersebar di media sosial. Saat itu, salah satu kapolres berdiri dihadapan massa. Ia mengatakan, disini "Allahu Akbar, disana Allahu Akbar. Saya juga Allahu Akbar," tegasnya. "Jadi kita ini semua sama," lanjutnya.Â
Video ini banyak dibagikan pengguna medsos. Sebelum down. Meski ada yang mengatakan itu video lama. Namun bagi saya, video ini tetap relevan dengan kondisi akhir-akhir ini.Â
Massa yang katanya membela kebenaran, menegakkan keadilan dan berselimut kata-kata Jihad, malah beringas. Saling lempar. Tak hanya batu. Petasan. Tapi juga panah dan bom molotov. Inikah jihad?Â
Sepengetahuan pribadi saya, jihad  memang memiliki keutamaan yang sangat tinggi. Dalam konteks amal yang mulia jihad menempati urutan kedua setelah iman. Sedangkan dalam konteks amal yang dicintai Allah jihad menempati urutan ketiga setelah shalat tepat waktu dan berbakti kepada kedua orang tua.Â
Tapi, apakah kerusuhan di Jakarta itu bagian dari Jihad? entahlah. Saya sedikit pesimis. Di zaman Rasulullah, para sahabat saat berjihad masih tetap melaksanakan puasa. Di Jakarta?Â
Apalagi yang dihadapi bukanlah mereka yang menjadi musuh-musuh agama. Melainkan satu akidah. Satu agama. Ini bukan jihad tapi perang saudara.Â
Sadarlah semua saudara-saudaraku. Mari pulang ke rumah. Bekerjalah sepenuh hati. Anak dan istri menunggumu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H