Mohon tunggu...
Hairul Ashter
Hairul Ashter Mohon Tunggu... Jurnalis - Belajar, ajarkan dan amalkan

Jurnalis, Hobi Fotografi dan Pencak Silat

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

10 Tahun Laskar Pelangi, Apa yang Salah di Pariwisata Babel?

27 Oktober 2018   21:14 Diperbarui: 27 Oktober 2018   21:24 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis (kaos biru) bersama pelatih pencak silat presiden Jokowi, Gambiyanto (kanan penulis) di Danau Biru, salah satu objek pariwisata Babel. Foto : Dok Pribadi

Provinsi Bangka Belitung mulai dikenal dengan pariwisatanya. Boomingnya Film Laskar Pelangi, menjadi titik tolak bagi Babel untuk mempromosikan pariwisata. 

Sayang. 10 tahun sejak film tersebut dirilis, pariwisata khususnya di Pulau Bangka (Kabupaten Bangka) masih maju mundur. Sementara di Pulau Belitung, jauh lebih bagus. Tentu. Hal ini akan semakin bagus. Dengan adanya penerbangan langsung Tanjungpandan-Singapura. Sebentar lagi.

Bupati Bangka Mulkan. Saat bertemu dengan jajaran Pemimpin Redaksi dan awak media, 27 Oktober di Pantai Batu Bedaun, Sungailiat kemarin mengakui hal tersebut. 

Masalahnya hanya satu. Pertambangan. Tambang timah yang memang selama ini menjadi penopang sebagian masyarakat Babel. Terlebih dahulu ada daripada pariwisata. Hal ini pula menjadi kesulitan tersendiri. 

Bagi saya yang kebetulan sebagai Pemimpin Redaksi media online lokal di Babel yakni Klikbabel.com (jaringan media nasional suara.com), Juga terlibat didalam pertemuan itu mengamini, jika pertambangan cukup jadi kendala. 

Selain itu, tak adanya inovasi-inovasi baru dalam pengenalan pariwisata di Bangka juga tak luput dari masalah. Saya ambil contoh. Mandi Belimau. Kegiatan ini rutin setiap tahun. Bahkan sudah masuk dalam agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Bangka. Namun sayang, efeknya tak ada sama sekali. Wisatawan tak ada yang datang. Mengapa? jawabannya. Menjenuhkan. 

Ya. Jenuh. Lantaran tak ada inovasi. Setiap tahun. Sekedar ceremonial belaka. Tentu saja, bukan itu yang dicari dan diinginkan wisatawan. Mereka ingin sesuatu yang unik. Berkesan. Bukan sekedar mendengarkan cuap-cuapan dari tuan rumah semata. 

Akhirnya. Saya pribadi berharap. Bangka. Babel. Fokus pada pariwisata. Dengan ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata Bangka. Mudah-mudahan bisa lebih baik. Tinggalkan pertambangan. Pariwisata Bangka mendunia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun