Provinsi Bangka Belitung mulai dikenal dengan pariwisatanya. Boomingnya Film Laskar Pelangi, menjadi titik tolak bagi Babel untuk mempromosikan pariwisata.Â
Sayang. 10 tahun sejak film tersebut dirilis, pariwisata khususnya di Pulau Bangka (Kabupaten Bangka) masih maju mundur. Sementara di Pulau Belitung, jauh lebih bagus. Tentu. Hal ini akan semakin bagus. Dengan adanya penerbangan langsung Tanjungpandan-Singapura. Sebentar lagi.
Bupati Bangka Mulkan. Saat bertemu dengan jajaran Pemimpin Redaksi dan awak media, 27 Oktober di Pantai Batu Bedaun, Sungailiat kemarin mengakui hal tersebut.Â
Masalahnya hanya satu. Pertambangan. Tambang timah yang memang selama ini menjadi penopang sebagian masyarakat Babel. Terlebih dahulu ada daripada pariwisata. Hal ini pula menjadi kesulitan tersendiri.Â
Bagi saya yang kebetulan sebagai Pemimpin Redaksi media online lokal di Babel yakni Klikbabel.com (jaringan media nasional suara.com), Juga terlibat didalam pertemuan itu mengamini, jika pertambangan cukup jadi kendala.Â
Selain itu, tak adanya inovasi-inovasi baru dalam pengenalan pariwisata di Bangka juga tak luput dari masalah. Saya ambil contoh. Mandi Belimau. Kegiatan ini rutin setiap tahun. Bahkan sudah masuk dalam agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Bangka. Namun sayang, efeknya tak ada sama sekali. Wisatawan tak ada yang datang. Mengapa? jawabannya. Menjenuhkan.Â
Ya. Jenuh. Lantaran tak ada inovasi. Setiap tahun. Sekedar ceremonial belaka. Tentu saja, bukan itu yang dicari dan diinginkan wisatawan. Mereka ingin sesuatu yang unik. Berkesan. Bukan sekedar mendengarkan cuap-cuapan dari tuan rumah semata.Â
Akhirnya. Saya pribadi berharap. Bangka. Babel. Fokus pada pariwisata. Dengan ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata Bangka. Mudah-mudahan bisa lebih baik. Tinggalkan pertambangan. Pariwisata Bangka mendunia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H