Mohon tunggu...
Mbah Dharmodumadi
Mbah Dharmodumadi Mohon Tunggu... Dosen - Mbah Dharmodumadi / Wira Dharmadumadi Purwalodra adalah nama pena dari Muhammad Eko Purwanto

Simbah mung arep nulis, sa' karepe simbah wae, ojo mbok protes. Sing penting, saiki wacanen ning ojo mbok lebokke ning jero dodo, yooo ?!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wedhi Karo Bojoku?

28 November 2015   20:15 Diperbarui: 10 Februari 2017   10:59 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh. Dharmodumadi

Salahkah diriku bila merindukanmu Sedangkan Kau di sana juga merindukanku. Walau ku tahu kau ada yang memiliki.  Tapi cintaku tetaplah untukmu.

Ingin ku Sms an wedi karo bojomu. Pengen telpon-telponan wedi karo bojomu. Pengen ku ngomong sayang wedi karo bojomu. Sakjane Kangen iki ra keno di lereni. Nanging aku wedi.

Pengen ketemuan wedi karo bojomu. Pengen kangen kangenan wedi karo bojomu. Pengen ku ngomong sayang wedi karo bojomu. Sakjane Kangen iki ra keno di lereni. Nanging aku wedi karo bojomu.

Beberapa bait lagu dari ciptaan Faried DS ini, menjadi bukti bahwa yang namanya selingkuh itu sudah menjadi bagian dari perilaku masyarakat kita sehari-hari. Mulai dari kawasan pedesaan sampai ke kota-kota besar. Mulai dari kawasan kumuh sampai dengan kawasan orang yang hidupnya serba mewah. Aktivitas selingkuh menjadi hal yang begitu masif. Apalagi dengan berkembangnya media sosial dan kecanggihan perangkat komunikasi saat ini, hingga menjadikan aktivitas ini marak dilakukan. Dari mulai yang sembunyi-sembunyi sampai yang terbuka, semuanya itu memiliki motif masing-masing dan memaknainya sebagai perkembangan yang wajar-wajar saja. Tokh dari zaman Nabi Yusuf dulu, kisah perselingkuhan ini sudah mewarnai kehidupan manusia sehari-hari.

Jangankan mereka yang kurang mematuhi norma-norma agama, bahkan mereka-mereka yang sering di sebut sebagai seorang ustadz, guru, dosen, ulama, pendeta, romo, kaum intelektual, politikus dan lain sebagainya bisa saja terlibat dengan perbuatan yang satu ini, selingkuh !.

Bagi seorang laki-laki, memiliki pasangan hidup lebih dari satu bisa dimungkinkan. Namun, ketika upaya untuk mendapatkan istri kedua dan selanjutnya diawali dengan perselingkuhan maka konsekuensinya kurang menyenangkan. Tumbalnya adalah perpecahan. Saran aja buat laki-laki, kalo mau punya istri lebih dari satu, cari wanita yang menjadikan kita ‘imam’ bagi dirinya. Biasanya, wanita itu sudah tahu kok, kalo seorang ‘imam’ itu butuh ‘makmum’ lebih dari satu, agar pahalanya lebih banyak!?.Xixixixix ...

Beberapa ciri khusus seseorang yang sedang terjebak dalam lingkaran perselingkuhan ini, antara lain seringnya seseorang tidak lagi bisa membedakan antara berucap bohong dengan berkata-kata benar. Seseorang berbohong, biasanya ia tidak menyadari apakah dirinya itu sedang berbohong ato berkata-kata benar sesuai fakta. Ciri yang biasa terdeteksi adalah mem-password HP.  Para aktivis selingkuh biasanya membedakan mana selingkuh ringan dan mana selingkuh berat, tapi yang namanya selingkuh yaa ... tetep aja selingkuh !.

Berbagai nasehat guna menghindari selingkuh tidaklah semanjur ‘jamu godog’, semuanya masih berada di luar hati dan pikiran manusia untuk terus berbuat selingkuh. Meskipun, ia rajin sholat, rajin puasa, bahkan rajin ibadah sekalipun, 'selingkuh' itu tetap lebih menarik dari segalanya. Bahkan, seseorang yang sudah ‘insyaf’ berkali-kali, akan selalu saja bilang ‘khilaf’ dan terjebak untuk kesekian kali ?!. Wkwkwkwk ...

Dasar pemikiran di balik semua perselingkuhan itu, macam-macam, mulai dari persoalan ekonomi, sosial, budaya, politik ... dan seterusnya!. Tidak sedikit pula yang bermotif agama, idiologi tertentu, kebutuhan sesaat, atawa iseng-iseng siapa tahu bermanfaat ?!. Tak satupun cara alias metode yang bisa lepas dari jeratan selingkuh ini, kecuali ketika rasa sakitnya lebih tinggi dari rasa takutnya !. Kalo rasa takut selingkuh gara-gara ‘wedhi karo bojone dhewe’ masih lebih tinggi dari rasa sakit yang dialami akibat selingkuh ini, maka bisa dipastikan 'love story-nya' masih panjang.

Oleh karena itu, mari kita sama-sama tanyakan pada diri kita masing-masing, apa yang kurang pada diri kita ?. Karena, jika saja kita terus merasa kurang dalam hidup ini, maka kekurangan-kekurangan itu akan terus bertambah. Pesannya adalah syukuri semua yang kita miliki dalam hidup ini, lalu lihat apa yang terjadi ?!. Wallahu A’lamu Bishshawwab.

Bekasi, 28 November 2015.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun