Mohon tunggu...
M Bagas Kurniawan
M Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa/penulis

seorang yang memiliki mobilisasi tinggi dan antusias pada fakta sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya yang Melekat dalam Hati Takkan Luntur Walau Dibawa Jauh ke Sebrang

12 November 2024   08:32 Diperbarui: 12 November 2024   09:04 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Ajeng-Muli Pesawaran 2024

Ruang Alat Rumah Tangga 

Furniture atau alat rumah tangga dan perintilannya merupakan salah satu peninggalan yang masih ada dan dipergunakan sesuai fungsinya pada saat ini, diantaranya sofa, lemari kayu dan dipan tempat tidur. Tiga peralatan rumah tangga ini merupakan salah satu koleksi yang disimpan rapih dan dirawat dengan semestinya di salah satu ruangan yang berada di lantai satu Museum Ketransmigasian Lampung. 

Mengapa benda-benda tersebut disimpan sebagai salah satu koleksi yang ada di museum karena nilai yang terkandung dalam benda baik fungsi maupun historis nya menunjukan betapa eratnya budaya yang dibawa para transmigran Jawa yang menetap di Lampung.

Peralatan rumah tangga yang sekarang menjadi salah koleksi ini, diperoleh pada tahun 2012. 

Seperti yang diungkapkan oleh  Bu Sari Salah satu ASN di lingkungan Museum Ketransmigasian juga sebagai salah satu Guide yang ada di sini beliau memberitakan, benda- benda ini didapatkan atas dasar sukarela artinya pemilik benda-benda yang sekarang menjadi koleksi ini nilai historisnya sangat tinggi karena bentuk dan fungsinya masih terjaga sampai sekarang, saat ini generasi yang akan melanjutkan pelestarian benda-benda sejarah harus senantiasa merawat karena benda-benda ini sebagai bukti bahwa para transmigran walaupun jauh dirinya pergi dari tanah kelahirannya budayanya masih melekat di perantauan.

Saat ini di museum transmigrasi, gedong tataan tidak hanya menyimpan koleksi alat rumah tangga saja benda-benda yang lain seperti kerajinan dan seni budaya yang dahulu dibawa oleh para transmigran pun masih terjaga seperti hal nya wayang golek dan wayang kulit uang rutin pada bulan Muharram dimainkan kembali lengkap dengan gamelannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun