Setelah bertemu, foto bareng, dan sedikit ngobrol, tahun lalu di ajang Kompasianival, tak pernah lagi melihat dirinya secara langsung, namun tiga nomer HPnya masih tersave manis di hp saya. Sosok tersebut adalah Basuki T Purnama, sosok kocak dan apa adanya, dan cenderung nyelikit jika bicara.
Dari beberapa penampilannya, sebagai Wagub dan PLT Gubernur DKI, agaknya kini semakin sibuk, dan smart menggunakan waktu untuk interaksi dengan warga. Bayangkan saja, hari ini, Ahok gunakan waktu yang ada untuk melakukan beberapa kegiatan sekaligus.
Pertama, harus terpaksa jalan kaki lumayan jauh, dari parkiran mobil hingga acara pesta pernikahan warga Kampung Deret, Pejompongan Jakarta Pusat. Setelah itu, pulang sambil meninjau lingkungan Kampung yang berserakan dengan sampah. Kemudian melakukan interaksi dengan warga yang ada dan menyambutnya; plus tak mau menunjukkan diri bahwa ia adalah pejabat yang bagi-bagi uang ke warga.
Itu adalah rekaman kegiatan Ahok pada hari ini, yang bisa dibaca pada kompas.com.
Apa istimewanya!? Bagi para Anti-ahok, mungkin semuanya itu akan menjadi berita miring; dan pasti disebut sebagai upaya cari muka dan meniru Jokowi. Tak percaya!? Coba sekarang atau besok, kita periksa situs dan media sosial milik para Ahok-hater, pasti akan muncul nada-nada negatif tersebut.
Lalu, mengapa Ahok harus lakukan hal-hal yang selama ini belum terpublish!? Menurut Ahok akasannya adalah,
" ... tujuan utama datang ke Kampung Deret Pejompongan adalah untuk menghadiri undangan pernikahan. Bukanlah untuk bertemu dengan warga setempat. Ini namanya sambil mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Ha-ha-ha, ...."
Lebih dari itu, ternyata yang ditemukan Ahok adalah, "lingkungan kampung yang tidak terjaga baik. Masih banyak sampah berserakan, selokan yang penuh dengan sampah, serta taman vertikal di dinding kampung yang tidak terawat. Bahkan, tak sedikit pot tanaman di taman vertikal itu yang telah diambil warga, ... [kompas.com]"
Mengapa seperti itu!? Apakah Jokowi-Ahok gagal menata Jakarta, sebagaimana yang sering diteriakan oleh mereka yang tak menyukai Jokoi dan Ahok!?
Saya kira, para peneriak itu tak pernah tahu sikon sosio kultural serta kebiasaan hidup dan kehidupan masyarakat kampung di DKI Jakarta. Kebiasaan yang tak bisa memelihara dan menjaga lingkungan serta fasilitas umum, termasuk jaga kebersihan lingkungan. Jika seperti itu, misalnya hujan dan kebanjiran, maka yang disalahkan adalah gubernur dan wagubnya. Sama halnya dengan kemacetan akibat pengemudi yang tak tertib lalu lintas, dan seterusnya; serta banyak hal lain, yang justru terjadi akibat ketidakdisplinan warag DKI.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!