Risma, sebut saja seperti itu, sebagai Menteri Sosial, sementara (mau dan telah) melakukan banyak hal untuk Indonesia, dan ia memulai di/dan dari Jakarta; seharusnya seperti itu. Tak ada yang salah, tapi banyak orang menanggapi salah karena berpikir dari sudut yang berbeda. Aneh juga. Lihat, dari pemberitaan media, cukup banyak Menteri yang 'turun ke berbagai pelosok negeri, termasuk Jakarta, tapi tak ada yang protes dan jadi bahan omongan.
Saya juga setuju dengan, "Sebagai Menteri Sosial dan tinggal serta bertugas di Ibukota NKRI, Risma melihat bahwa Jakarta bukan saja Mtropolis dan Metropolitan, namun juga harus bebas dari orang-orang atau 'Komunitas Penyadang Masalah Sosial.' Oleh sebab itu, hal pertama dan dilakukan oleh Risma adalah membersihkan Jakarta dari para penyandang masalah sosial. Namun, Risma tidak melakukan 'pembersihan' dengan cara mengusir, tapi memulangkan, atau pun menempatkan mereka di panti-panti binaan dan rehabilitasi. Risma pun berkata, "Aku akan berikan rumah." Â Sehingga, Risma membujuk para gelandangan agar bersedia menempati rumah yang disediakan oleh Kemensos, (Sumber).Â
Cara  berpikir dan kerja Risma yang 'memperbaiki masalah sosial di Indonesia, dan ia memulai di Jakarta, harusnya mendapat dukungan dari semua pihak, siapa pun dia. Itu juga bisa bermakna, semua Pemda yang sarat dengan Penyandang Masalah Sosial, berlomba-lomba 'datang dan bertemu dengan Mensos, sekaligus ajak untuk blusukan.
Namun, apa yang terjadi dengan/pada sekolompok orang (mungkin orang-orangan) yang justru 'membully' kerja Mensos serta pribadi Risma; merela maunya apa? Kerja Risma yang membuka luka-luka serta borok Sosial di DKI Jakarta, yang selama ini tak pernah dilakukan oleh Menteri Sosial RI dan Dinas Sosial DKI Jakarta, sepatutnya diberi apresiasi tinggi bukan sebaliknya.
Dengan demikain, ada baiknya, kita membiarkan Risma bekerja hingga tuntas; jangan ganggu dengan segala macam kritik yang tak penting dan tak berguna. Sebab, saya melihat bahwa, orang seperti Risma, adalah tipoe yang tak mempan diganggu, bully, atau sejenisnya. Ia tetap bekerja dengan tenang. Tapi, walau seperti itu, sebagai orang-orang tahu menghargai dan menghormati sesama, maka lebih baik tidak melakukan hal-hal yang tak bermartabat ke/pada Mensos.
Selamat Bekerja Bu Risma
MAR - JAKART SELATAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H