Mohon tunggu...
Mohammad Budi Rifa
Mohammad Budi Rifa Mohon Tunggu... -

Penulis yang baru belajar, Dilahirkan di Bondowoso pada 20 Agustus 1977. Pendidikan SD, SMP dan SMA diselesaikan di Situbondo. Pendidikan Diploma III diselesaikan di AMIKI Situbondo dan Diploma IV Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Informatika PENS-ITS Surabaya, saat ini sedang melanjutkan studi S2 di Jurusan Teknologi Pendidikan, Konsentrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pasca Sarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Menjadi pengajar di SMKN 1 Panji Situbondo sejak tahun 2004 – sekarang. Direktur ICT Center Nurul Ulum Situbondo tahun 2012 – sekarang. Pimpinan Lembaga Kursus dan Pelatihan Panca Budi sejak tahun 2012-sekarang dan; Mengabdikan diri di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Nurul Ulum dan Taman Bacaan Masyarakat Cahaya Ilmu di Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo Mengikuti kegiatan workshop dan berbagai seminar Nasional di bidang Teknologi Informasi dan perkembangannya. Mengikuti sertifikasi internasional dibidang Teknologi Informasi, International Computer Driving Licence (ICDL Singapore) pada full modul.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjemput Impian

21 Juni 2014   05:06 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:56 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Umurnya hampir mendekati kepala empat, tarian jemari di atas kunci-kunci laptop bergerak gemulai kesana kemari menarikan irama maya. Sebotol air mineral berdiri tegak menemani sang pria yang menatap tajam setia pemberitahuan yang muncul dihadapannya. Alunan suara mahluk kecil yang menunggu lengah mengelilingi kepalanya yang terlihat dibeberapa tempat mulai memutih seiring berjalannya roda kehidupan. Pria dengan fesbuknya, asyik masyuk bercumbu tanpa memperhatikan puluhan nyamuk di atas kepalanya siap mencari makan diantara keasyikan sang pria.
Sesekali diraihnya botol mineral seraya mereguk nikmatnya hidup sambil bersyukur alhamdulillah diakhir tegukannya. Kelap-kelip lampu indikator modem mengiringi tarian jemari yang sepertinya tak kenal lelah berpindah dari kunci satu ke kunci lainnya, terkadang kembali ke kunci awal yang pernah dilewatinya.
Deru lalu lalang kendaraan dan hingar bingar gedung sebelah yang bernama matos tak sedikitpun mengusik keasyikannya, dunia maya menjadi teman setia yang tak pernah mengeluh, selalu siap hadir kapan dan dimanapun sang pria membutuhkan. Seraya tersenyum renyah ketika membaca beberapa koment yang meluncur deras tanpa henti dari berjuta teman maya.
Menunggu waktu atau menghabiskan waktu ? entah kalimat mana yang lebih tepat untuk diungkapkan, dibenak sang pria hanyalah rasa kasih sayang untuk buah hatinya, untuk sang impiannya. Semoga kesuksesan akan selalu bersamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun