Mohon tunggu...
Mazzawi Maulana
Mazzawi Maulana Mohon Tunggu... -

Mahasiswa INSTIK Annuqayah Semester III fakultas Usuluddin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahasa Kita Dijajah, Bangsaku Malah Bangga

25 September 2012   15:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:42 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kita sadari bersama bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. Ini merupakan fakta yang tidak boleh tidak harus diterima, sehingga menjadi tugas bersama untuk mempertahankan apa yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kita, khusunya pemuda yang telah mendeklarasikan sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia akan menjadi media pemersatu bangsa kita, sebab bangsa Indonesia memiliki beragam ras, suku, dan budaya yang berbeda-beda. Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri terhadap bangsa Indonesia. Maka merupakan keberhasilan mengagumkan jika bangsa Indonesia bisa bersatu.

Kita tahu, bahasa merupakan alat komunikasi yang pasti tetap dipertahankan eksistensinya. Masing-masing Negara tentu mempunyai bahasa berbeda sebagai alat komunikasi mereka. Karena dengan bahasa, roda kehidupan ini akan terus berputar. Kalau tidak ada Bahasa Nasional, maka akan sangat sulit untuk menyatukan dengan daerah yang mempunyai bahasa khas masing-masing. Dengan adanya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan diharapkan mampu menyatukan seluruh rakyat Indonesia. Sehingga, hal ini perlu adanya kesadaran bersama untuk menggapai misi ini agar terhindar dari penindasan. Ibarat filosofi sapu lidi, yang hanya bisa kuat dengan adanya kebersamaan. Karena satu sama lain saling menguatkan.

.Mengingat sejarah tentang pemuda yang telah berjuang keras agar Bahasa Indonesia menjadi bahasa khas Negara Indonesia, yakni Bahasa Nasional. Akan tetapi saat ini, eksistensi Bahasa Indonesia kian meredup. Maka kita harus berupaya sekeras mungkin untuk mempertahankan bahasa tersebut. Salah satu upayayang dilakukan pemerintah, yaitu dengan mewajibkan kepada setiap Lembaga Pendidikan untuk mengajarkan Bahasa Indonesia.

Langkah tersebut diprediksi efektif untuk menjaga eksistensi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional. Generasi kita akan mampu mengenal atau bahkan mampu menguasai Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian, dapat menjaga otentisitas bahasa dengan baik. Namun kita tahu bahwa bahasa membutuhkan suatu pembiasaan untuk bisa lancar berkomunikasi, sehingga hal penting untuk dimaksimalisasi adalah menerapkan kewajiban penggunaan Bahasa Indonesia di dalam kelas. Maka tidak cukup hanya belajar teori tanpa diiringi dengan praktek langsung. Keduanya, harus ada kesinambungan.

Upaya tersebut sudah dapat terealisasi dengan baik, walaupun tidak maksimal, karena orang buta huruf masih belum terantisipasi secara merata. Akan tetapi, ini merupakan kenyataan yang harus diakui dan itu merupakan kelemahan yang harus sesegera mungkin untuk diatasi. Mempertahankan eksistensi Bahasa Indonesia tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi tugas kita bersama.

Berbicara tentang eksistensi Bahasa Indonesia yang belum jelas, tentu akan sangat menarik untuk diperbincangkan. Sebab, saat ini Bahasa Indonesia hampir kehilangan jati dirinya. Mengapa demikian? Karena berbagai realitas yang terjadi secara konkret, yang hal itu akan mengakibatkan hilangnya jati diri Bahasa Indonesia. Namun terlebih dahulu, kita penting mengulas secara mendalam tentang prilaku rakyat yang memperihatinkan. Mereka kurang menunjukkan kecintaannya terhadap Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan hadirnya bahasa gaul dan bahasa asing yang semakin familiar digunakan di kalangan masyarakat.

Memang diakui bahwa Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang menggiurkan, sehingga dapat menarik perhatian banyak orang. Seiring dengan perkebangan zaman, Bahasa Indonesia juga terus bersaing ketat. Penggunaan bahasa ini mayoritas terjadi di kalangan para pemuda. Akibatnya, mereka yang tidak bisa beradaptasi dengan perkembangan tersebut akan dikatakan kampungan, tidak gaul, dan semacamnya. Konsekuensinya kemudian, bahasa ini cepat tersebar luas.

Namun, ini merupakan hal tidak perlu untuk terlalu dikhawatirkan. Karena ini menunjukkan perkembangan paradigama masyarakat Indonesia. Namun, kemudian yang penting untuk mendapat perhatian adalah anak-anak Negeri ini. Karena yang ditakutkan, mereka tidak bisa memahami Bahasa Indonesia yang baku dengan baik. Hal ini akan sangat berbahaya terhadap eksisitensi Bahasa Indonesia. Dengan demikian, perkembangan Bahasa Indonesia akan dinilai baik selama tidak meninggalkan Bahasa Indonesia yang baku.

Kalau berbincang tentang perkembangan bahasa asing yang terus meningkat di Negeri ini, tentu membutuhkan perhatian khusus. Sebab, secara khusus ini akan menandakan kurangnya rasa kecintaan terhadap bahasanya sendiri. Kita sering melihat realitas, penggunaan bahasa asing dalam berbagai pertemuan, meskipun hanya sebagai selingan. Penggunaan bahasa asing ini juga menjadi istilah yang dibangga-banggakan—yang seakan-akan merasa bangga dengan bahasa tersebut. Istilah, meeting, shopping, dan semacamnya sudah familiar di telinga, sehingga akan menimbulkan hilangnya kebanggan akan bahasa sendiri. Di samping itu, istilah open, close, dan semacamnya tidak sulit kita temukan. Hal ini akan menyababkan akan hilangnya jati diri Bahasa Indonesia.

Masuknya istilah-istilah asing tersebut merupakan penjajahan yang harus disadari bersama. Karena, hal ini akan menyebabkan bahasa sendiri menjadi asing. Namun, sejauh ini masih belum terjadi. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan ini akan terjadi bila terus dibiarkan. Ini merupakan kenyataan bahwa bangsa Indonesia tidak menyadari sedang dijajah. Anehnya lagi, mereka malah bangga dengan hal tersebut.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi masalah tersebut. Kita dapat menyadarkan mereka, dengan mengadakan sosialisasai tentang Bahasa Indonesia yang sebenarnya atau memberikan pemahaman bahwa bahasa asing tersebut merupakan tindakan penjajahan yang tersembunyi. Disamping itu, memaksimalkan pendidikan Bahasa Indonesia menjadi sangat memungkinkan akan sadarnya masyarakat akan penjajahan bangsa lain terhadap kita. Marilah kita bersama-sama meneriakkan “bangkitlah bangsaku, tumpasnya penjajahan apapun itu”. Bangkitkan semangat kita untuk menjadi bangsa Indonesia yang baik dengan menjaga eksistensi Bahasa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun