Mohon tunggu...
MAZROATUL KHOIROH UMMAH
MAZROATUL KHOIROH UMMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mhasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang

Bermanfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebagai Salah Satu Media Promosi Kesehatan, Mampukah Media Cetak Bersaing di Tengah Perkembangan Teknologi?

23 Maret 2023   10:27 Diperbarui: 24 Maret 2023   16:04 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 membawa dampak yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai kegiatan masyarakat dibatasi dalam rangka mencegah dan menekan penyebaran Covid-19. Sejalan dengan program tersebut, pemerintah juga telah menggencarkan penerapan protokol kesehatan di berbagai tempat umum melalui media promosi kesehatan. Namun, sebelum membahas lebih jauh terkait media promosi kesehatan, alangkah lebih baik jika mengenal terlebih dahulu terkait apa itu promosi kesehatan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/315/2020 Tentang Standar Profesi Tenaga Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Promosi kesehatan adalah sebuah proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kemampuan dalam mengontrol faktor-faktor penentu kesehatan dan meningkatkan kesehatan (WHO, 1986). Sedangkan media merupakan suatu wadah, alat bantu atau saluran yang digunakan dalam menyampaikan pesan. Maka dari itu, media promosi kesehatan dapat diartikan sebagai sebuah wadah atau alat bantu yang digunakan dalam menyampaikan pesan kesehatan dan memberikan pengetahuan tentang kesehatan kepada sasaran.

Saat ini, keberadaan media promosi kesehatan sudah sangat beragam mulai dari media elektronik, media cetak, dan media papan (billboard). Namun, dalam penggunaan media tersebut tentu memerlukan pemilihan strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik sasaran dan tujuan yang ingin dicapai agar pesan yang terkandung di dalamnya dapat tersampaikan dengan baik. Seperti yang telah disinggung di awal bahwa keberadaan virus Covid-19 di tengah masyarakat membuat pemerintah menggencarkan protokol kesehatan untuk menekan angka penyebaran Covid-19 melalui media promosi kesehatan yang diletakkan di tempat-tempat umum salah satunya yaitu di poliklinik.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Poliklinik merupakan unit pelayanan yang bergerak dalam bidang kesehatan. Salah satu contoh media promosi kesehatan yang ditemukan di poliklinik salah satu universitas negeri di Kota Malang adalah media cetak berupa poster. Poster tersebut berisi tentang salah satu anjuran protokol kesehatan, yaitu petunjuk mencuci tangan dengan handrub (antiseptik berbasis alkohol) yang benar sesuai standar pedoman dari WHO. Poster dengan warna dasar putih dengan bentuk persegi panjang yang berukuran 60 x 40 cm itu diletakkan pada dinding yang berhadapan langsung dengan ruang tunggu pasien sehingga media tersebut mudah dijangkau oleh pandangan pengunjung poliklinik.

Penulisan kalimat dan isi pesan pada poster tersebut sudah benar, mudah dipahami, dan tidak menimbulkan multitafsir bagi pembaca. Namun, poster tersebut kurang memanfaatkan perpaduan gambar dan pemilihan warna yang menarik sehingga kurang menarik minat pembaca, padahal hal ini justru menjadi daya tarik dari poster sebagai media promosi kesehatan. Ukuran font yang digunakan juga terlalu kecil sehingga banyak menyisakan ruang kosong pada poster tersebut. Selain itu, letak pemasangan poster juga kurang tepat. Seharusnya poster tersebut diletakkan pada dinding di dekat pintu masuk dan pintu keluar poliklinik, serta berdekatan dengan handrub agar pembaca bisa langsung mempraktikkan petunjuk mencuci tangan yang benar. Dengan begitu, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan kedisiplinan pengunjung poliklinik dalam mematuhi protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Dengan adanya evaluasi kelebihan dan kekurangan media tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan dalam penggunaan media cetak sebagai media promosi kesehatan agar lebih mempertimbangkan penempatan dan desain media yang menarik, sehingga isi pesan dapat tersampaikan kepada sasaran. Dengan demikian, pemanfaatan media cetak sebagai media promosi kesehatan bisa menjadi salah satu cara yang efektif sebagai alat edukasi kesehatan yang bisa dengan mudah ditemukan oleh masyarakat, sehingga masyarakat menjadi sadar, mau, dan mampu untuk menerapkan pola perilaku hidup sehat tidak hanya pada masa pandemi Covid-19 ini, melainkan bisa menjadi sebuah pilihan di tengah masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun