Mohon tunggu...
MAZRIEL HAKIMMUTASYIMBILLAH
MAZRIEL HAKIMMUTASYIMBILLAH Mohon Tunggu... Mahasiswa

Bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Strategis Pendidikan Islam, Update untuk Pekerjaan Masa Depan

4 November 2024   19:01 Diperbarui: 4 November 2024   20:57 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama dan Agama Republik Indonesia, Muhammad Ali Ramdani, mengatakan: "Hari ini jika kita berbicara tentang pendidikan Islam, dari penelitian muncul empat isu strategis yang perlu dibenahi. " Keempat faktor tersebut meliputi akses terhadap pendidikan berkualitas, kualitas, komunikasi dan persaingan, serta reformasi agama. Hal itu diungkapkan Ali Ramdani saat menjadi pembicara pada konferensi kerja daerah Kementerian Agama Jawa Barat pada Rabu malam (21/2) di Hotel Swissbel Inn Karawang. Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Prof. Dr. H. Nezar, M. Ag. , Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat, Dr. Ajam Mostajm M. Si. , dan Ketua Departemen TU Dr. H. Mohammad Ali Abdul Latif, M. Agh. Rakerwil akan bertahan hingga 23 Februari 2024.Katanya sekolah ada dimana-mana saat ini. Kata kuncinya adalah ketersediaan dan kualitas. Yang dimaksud dengan akses adalah kemudahan dan keamanan anak-anak negara untuk bersekolah, bahkan di daerah yang paling rentan sekalipun.Secara umum, sekolah harus dapat menerima mereka yang ingin belajar, jika mereka memiliki kemampuan akademis, meskipun mereka lemah secara finansial. Jika siswa mempunyai keterbatasan/cacat fisik, maka sekolah harus menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkannya."Misi kami dalam manajemen sekolah adalah pendidikan untuk semua, dan sekolah ini untuk semua. Oleh karena itu, tidak boleh ada sekolah yang menolak menerima mereka yang rentan secara finansial, Sisi fisik". Itu kata kuncinya. Ada juga persoalan mutu, tetapi bila suatu sekolah dijalankan oleh otoritas sekolah, maka itu juga merupakan mutu. Saat ini, sekolah negeri tidak mempunyai masalah, namun lembaga swasta mempunyai masalah."Kalau di sektor swasta bagus, bagus sekali. Tapi kalau jelek, jelek banget". Ada yang namanya wujuduha kaadamihi. Apa yang terjadi tidak ada gunanya dan merugikan.

 Ali berkata: "Ini terjadi di sekolah swasta.Jadi semua orang harus sepakat untuk menyediakan sekolah yang berkualitas dan tidak boleh ada sekolah yang bersaing dengan sekolah lain. Sekolah tidak boleh bersaing satu sama lain. Sekolah tidak konflik dengan sekolah.Musuh sekolah bukanlah sekolah, namun musuh sekolah adalah kebodohan".

Kita perlu saling membantu dan mendukung satu sama lain. Beliau mengatakan: "Jika ada kelemahan di sekolah lain, kita perlu saling percaya dan membuat kesepakatan bersama untuk menyelesaikan segala macam masalah. "Pembangunan Manusia Mengenai masalah relevansi dan persaingan", Ali Ramdani menjelaskan bahwa relevansi adalah cara sekolah dapat berubah, berinovasi dan beradaptasi. Sekolah merupakan jalan atau tempat berkembangnya manusia. Ini adalah tempat untuk membangun masyarakat, tempat untuk merayakan masyarakat, tempat untuk memberdayakan masyarakat.Sekolah harus beradab, tidak ada kekerasan, intimidasi, dll di sekolah. Jadi kebijakan di lingkungan pendidikan Islam, khususnya di sekolah negeri, jika ada yang dibiarkan maka akan terjadi kekerasan jika ada hubungan resmi. Ikatan kriminal yang kuat muncul ketika peluang dan keinginan muncul.Permasalahannya saat ini adalah angka partisipasi sekolah dari SD hingga SMP sangat rendah. Sekolah tidak hanya memfasilitasi pendidikan tetapi meringankan semua permasalahan masyarakat.Semoga pimpinan sekolah MI, Mts dan MA terus membuat APK yang sama. Bukan hanya sekolah saja yang harus melindungi sekolah, namun masyarakat juga harus dilindungi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun