Tradisi harus menang?Â
Bismillahirrohmanirrohim...Â
Dunia modern tidak dapat dibendung, kita akan tertinggal ataupun lebih maju dengan-nya. Pikiran lebih maju sering kali memicu untuk berpikir secara realistis. Dan sedikit demi sedikit juga dapat meninggalkan hal-hal yang dianggap sebuah tahayul.
Banyak mitologi yang telah diciptakan oleh masyarakat terdahulu, yang terselip pesan moral di dalam-nya. Namun pemikiran orang yang sudah terlalu maju, sering kali membuat mitologi menjadi bahan lelucon. Contoh yang mungkin pernah kita dengar misalkan ketika kita ditakut-takuti oleh kehadiran makhluk halus karena kita pulang main ketika matahari tenggelam.Â
Makhluk halus memang berbeda dimensi dengan kita, hanya orang-orang terkecuali yang menyetujui perkataan tersebut. Sehingga hal itu dianggap sebuah candaan yang sangat konyol oleh para pengguna pikiran logis. Padahal ada pesan terselip dibalik itu. Kita dilatih untuk pulang sebelum matahari tenggelam agar bisa mandi sebelum matahari tenggelam. Dalam segi biologi mandi malam mudah untuk menimbulkan rematik dan penyakit lainnya. Lalu siapa yang sebenarnya yang harus ditertawakan?.
Selanjutnya modernisasi bukan hanya membawa kemajuan IT. Namun sering kali membawa pemikiran yang sedikit kebarat-baratan. Adanya HAM juga seringkali membuat manusia menjadi manja, dan sangat bebas. Dalam dunia pendidikan misalnya, banyaknya laporan kekerasan oleh guru terhadap siswanya karena sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan HAM. Membuat para guru seringkali kebingungan untuk medidik siswanya, sehingga banyak siswa yang dibiarkan salah, nakal, dan tidak taat terhadap guru. Karena nasehat hanya bisa diterima atau membuat jerah siswa-siswa tertentu.
Banyak lagi nilai-nilai moral yang diselipkan dalam kebudayaan lainnya. Namun tingkat konsumsi kebudayaan yang sudah ada dan mempunyai nilai-nilai kebaikan itu sedikit-demi sedikit menghilang dari pemiliknya. Tergantikan oleh fasilitas-fasilitas modern yang sering kali membuat kita lengah.
#jagalahkebudayaan
Sumber : Ahmad Naufalul Qolbi 16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H