Dalam kehidupan, seringkali kita dihadapkan pada perbedaan pendapat dan pandangan antara anggota keluarga. Hal ini juga berlaku dalam konteks pendidikan dan karir. Beberapa orang tua memiliki pandangan yang berbeda mengenai keputusan penting seperti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi sambil bekerja. Dalam kasus ini, ada perbedaan antara ibu dan ayah yang menunjukkan pandangan yang berbeda.
Penting untuk diingat bahwa perbedaan pendapat ini tidak jarang terjadi dalam banyak keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki pengalaman, latar belakang, dan nilai-nilai pribadi yang berbeda. Pandangan mereka juga bisa dipengaruhi oleh pemahaman mereka tentang dunia kerja dan pendidikan. Oleh karena itu, penting untuk menghargai pandangan dan pemikiran setiap orang tua, meskipun berbeda.
Berdasarkan pengalaman pribadi dan pengamatan ke teman-teman, ibu merupakan sosok yang lebih melarang keras anak-anaknya untuk kuliah sambil kerja. Termasuk ibu saya, dia sering menyuruh saya untuk resign dari pekerjaan part time yang sedang saya jalani sekarang.
Ibu selalu bertanya apakah kuliah saya aman, apakah saya bisa membagi waktu dengan istirahat, bahkan ibu juga selalu menghubungi bertanya apakah sudah makan. Sebagai anak, kita harus mengerti dan memahami perasaan yang ibu rasakan, ibu merupakan malaikat yang merawat kita sedari kecil, kekhawatiran-kekhwatiran yang muncul merupakan kekhawatiran yang wajar. Sebagai anak, penting untuk mengkomunikasikan keadaaan saat ini, untuk memberi rasa aman bagi ibu.Â
Jika ibu melarang anaknya untuk kuliah sambil kerja, mungkin ada beberapa alasan di balik pandangan tersebut. Beberapa alasan yang masuk akal termasuk kekhawatiran tentang beban kerja yang berlebihan, ketidakstabilan akademik, atau kekurangan waktu untuk bersantai dan menikmati masa muda. Ibuku mungkin ingin memastikan bahwa aku memiliki fokus yang jelas pada pendidikan dan dapat mencapai potensi penuhku di perguruan tinggi tanpa adanya distraksi atau tekanan tambahan dari pekerjaan.
Karena ibu selalu merasa khawatir bila anaknya pulang malam, bila anaknya kekurangan waktu bersantai, ibu adalah sosok yang sangat peka terhadap sikap anaknya apalagi bila anak merasa kelelahan.
Di sisi lain, ayah mungkin mendukung keputusan untuk kuliah sambil bekerja. Ayahku mungkin melihat manfaat dalam memperoleh pengalaman kerja sejak dini dan mengembangkan keterampilan yang dapat berguna di dunia nyata. Ayah saya mungkin ingin memastikan bahwa aku memiliki kemandirian finansial dan belajar mengelola waktu dengan baik antara kuliah dan pekerjaan. Dukungannya mungkin juga didasarkan pada keyakinannya bahwa aku bisa sukses dalam menjalani keduanya dengan baik.
Ayah cenderung melihat dunia luar dengan realita, ayah ingin anaknya kuat dan tahan banting, beberapa mungkin melarang keras anaknya untuk bekerja karena merasa kebutuhan masih bisa terpenuhi dengan aman, Tapi tiap ayah punya pandangan dan perspektifnya masing-masing. Ayah mungkin akan merasa bangga bila anaknya bisa membagi waktu dan membagi prioritasnya antar akademik dan karir, karena saat lulus kuliah nanti, setidaknya anaknya sudah mempunyai bekal sehingga tidak terkejut dengan kerasnya dunia kerja nanti.
Dalam menghadapi perbedaan pandangan seperti ini, penting untuk menjalin komunikasi yang terbuka dan jujur dengan kedua orang tua. Cobalah untuk memahami kekhawatiran mereka dan sampaikan dengan bijaksana mengenai keinginanmu dan alasan mengapa kamu ingin melanjutkan pendidikan sambil bekerja. Diskusikan dengan kedua orang tua secara terbuka untuk mencari titik temu dan mencari solusi yang memadai.