Mohon tunggu...
Mazel Hartanto
Mazel Hartanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Auditor Tetap Relevan dengan Adanya Transformasi Digital dalam Proses Audit?

21 Oktober 2024   20:29 Diperbarui: 22 Oktober 2024   04:10 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi berkembang dengan sangat pesat pada era revolusi industri 4.0 saat ini. Perkembangan yang sangat pesat ini mempengaruhi segala bidang pekerjaan untuk menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menjalankan bisnisnya termasuk profesi auditor.

Auditor sendiri merupakan orang yang menjalankan profesi untuk memberikan opini atau pernyataan atas laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dan memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam penyajian material dalam laporan keuangan tersebut. Auditor bekerja secara independen guna mengetahui apakah manajemen melakukan pertanggungjawabannya atau tidak atas perusahaan. Dalam dunia bisnsis auditor memiliki peranan yang sangat penting guna memastikan perusahaan beroperasi secara akuntabel dan transparan (Bonnie, 2019).

Saat ini salah satu teknologi termutakhir dari revolusi industri 4.0 ini adalalah AI atau artificial intelligence. Kecerdasan buatan sendiri mampu melakukan tugas-tugas seperti belajar, pengambilan dan penyelesaian tugas secara lebih cepat dan efisien daripada manusia ketika melakukan tindakan ini secara manual.  Hal ini pun menimbulkan pertanyaan apakah auditor masih relevan di era digital ini atau akankah tergantikan dengan proses otomatisasi dari kecerdasan buatan?

Berdasarkan (Janwanti & Aguspriyani, 2024) kecerdasan buatan dalam proses auditing memiliki kelebihan dan kekurangannya, dan berikut adalah beberapa kelebihan tersebut:

1. Otomatisasi pemantauan dan pengumpulan data.

Cara kerja auditor dahulu dan kini sudah berbeda. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara pengumpulan data auditor yang dahulu biasanya dilakukan secara manual terhadap sejumlah populasi saja dan membutuhkan lebih banyak waktu, namun kini dengan kecerdasan buatan auditor dapat melakukan pengumpulan secara menyeluruh baik dari data internal perusahaan, transaksi pelanggan, informasi pasar dan pengumpulan data yang akurat ini dapat dilakukan dengan cepat.

2. Pengenalan pola dan deteksi anomaly. 

Kecerdasan buatan seperti yang telah disebutkan sebelumnya dapat menganalisis banyak populasi data secara menyeluruh dan cepat. Kemampuan untuk menganalisis secara keseluruhan inidapat membantu identifikasi pola yang sulit dideteksi oleh manusia dan dapat mengidentifikasi dengan cepat terhadap perubahan signifikan data keuangan.

3. Analisa Prediktif identifikasi resiko. 

Kecerdasan buatan dengan kemampuannya untuk menganalisa pola dengan algoritma machine learning  dapat menghasilkan prediksi atas potensi resiko keuangan di masa depan.

Namun beberapa kekurangan kecerdasan buatan berikut membuat pentingnya peranan manusia dalam proses auditing:

1. Kualitas data. 

Data kualitas tinggi dengan kuantitas yang banyak diperlukan untuk hasil yang akurat. Data yang tidak lengkap, tidak akurat, dan tidak terstruktur dapat menghasilkan analisa dan prediksi yang tidak handal.

2. Ketergantungan pada algoritma.

Permasalahan dari ketergantungan kecerdasan buatan terhadap algoritma dalam menghasilkan output muncul ketika algoritma tersebut sulit untuk dijelaskan dan tidak transparan. Output yang dikeluarkan kecerdasan buatan bagi pengguna informasi dapat memberikan hasil keputusan logika yang tidak dapat dimengerti.

3. Pengelolaan dan pengawasan model AI.  

Kecerdasan buatan yang memiliki tendensi untuk selalu terdapat sumber daya data dengan kualitas tinggi yang juga kuantitasnya harus banyak membuatnya harus senantiasa diawasi dengan cermat agar tetap relevan dan efektif. Hal ini dapat menimbulkan biaya tambahan dalam melakukan perawatan, pembaruan, dan pembaruan secara terus menerus.

Dari penyampaian kelebihan dan kekurangan yang telah disebutkan sebelumnya dapat diperoleh kesimpulan bahwa kecerdasan buatan pada asaat ini belum mampu dalam menggantikan auditor. Kecerdasan buatan saat ini hanya mampu berfungsi sebagai alat bantu saja dalam melakukan proses identifikasi data dan mengurangi kesalahan pada data.

Auditor dengan berbagai teknologi seperti AI, cloud storage, dan data analytics dapat membantu proses pemeriksaan menjadi lebih efisien namun tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi ini masih belum mampu dalam beroperasi secara mandiri. Hasil akhir pemeriksaan keuangan tetap bergantung kepada auditor yang secara independen memberikan opininya. Berbagai kegiatan lainnya seperti mengkomunikasikan dengan pihak yang terkait, dan pemberian rekomendasi dari hasil interpretasi tidak dapat digantikan dengan teknologi namun hanya dapat dilakukan oleh manusia saja.

Referensi:

Janwanti, I., & Aguspriyani, Y. (2024). Manfaat Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) Dalam Proses Audit Keuangan. IJM: Indonesian Journal of Multidisciplinary, 2(1), 9–15.

Laurensia, F., & Soeherman, B. (2019). Dampak Teknologi Terhadap Profesi Akuntan Publik Di Masa Depan. CALYPTRA, 8(1), 11-21.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun