Diibaratkan membuang cache tidak penting dalam handphone, pola pikir minimalis akan lebih melakukan detoktifikasi terhadap apa yang berbahaya bagi pikiran yang kita miliki. Karena bagaimanapun, otak diibaratkan ruangan kerja yang rapi dan terstruktur, terlalu banyak sisa sampah dan remah-remah hanya akan mengundang tikus dan kecoa-kecoa untuk tinggal disana.
Bagi sebagian orang, pola pikir minimalis ini mungkin adalah hal yang aneh, sebab bagaimana mungkin kita hidup tanpa trend, tanpa fashion terbaru, tanpa adanya ramalan zodiak dan sebagainya? Namun bagaimanapun, hal ini pada akhirnya harus tetap dilakukan, demi kebaikan diri kita dan tentunya demi kebaikan orang lain.
Sebab bagaimanapun, orang-orang yang saya temui kerapkali saya lihat hancur berantakan, baik dalam hubungan yang kandas atau pekerjaan yang amburadul. Mereka memiliki kesamaan yang serupa, alih-alih memutuskan untuk bangkit, mereka tetap berada pada ruang temaram dan menyesali apa yang telah terjadi. Kemudian memikirkan hal-hal aneh tentang kehidupan; besok akan seperti apa? Dia dengan siapa saat ini? Kekuranganku apa? Kenapa dia memilih orang lain daripada aku?
Hal yang pada akhirnya membuat semua waktu mereka terbuang percuma. Apa itu memang masalah? Berdamai dengan diri sendiri tentu baik dan mengintropeksi diri juga adalah bagian dari kebaikan, namun jikalau sampai membuat hidup kita berada pada kegamangan terus menerus, merendahkan diri sendiri sampai membuang waktu yang semestinya bisa memperkuat kualitas diri menjadi lebih baik malah menjadi sia-sia, hal ini harus di porsir.
Pola pikir minimalis berarti berdamai dengan diri sendiri, mengetahui bahwasanya kehidupan---seburuk dan serusak apapun---adalah pijakan yang harus kita lewati untuk menemukan makna hidup itu sendiri.
Memang hal ini membutuhkan waktu, namun memilah prioritas dan mengetahui mana yang lebih penting dan baik adalah hal yang harus dilakukan. Bahkan ketika kita hancur sekalipun dan semua rasa takut memenuhi rongga kepala, pada akhirnya kita harus memahami mana pilihan yang terbaik untuk kita.
Menerapkan pola pikir minimalis akan memiliki dampak yang besar pada cara kita berperilaku nantinya, baik hal itu dalam segi ekonomi, maupun dari segi kesehatan. Karena pola pikir minimalis merupakan satu rantai dengan gaya hidup minimalis, dan kedua hal ini tentu saja, tidak akan bisa dipisahkan.
Dalam abad 21, perkembangan tekhnologi dan pola pikir orangtua yang semakin ekstrim seolah menuntut umat manusia untuk menjadi sempurna, hal yang menjadikan manusia pontang-panting memecut diri guna memenuhi ekspektasi tersebut.
Namun dengan pola pikir minimalis, kita akan tahu mana hal yang sebaiknya didengar, dan mana hal yang sebaiknya tidak dipedulikan lagi. Hal ini lebih baik dibandingkan terus menerus membebani pikiran dengan hal-hal yang tak pasti, yang mana membuat diri kita tidak bisa lagi mencintai diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H