Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hollywings: Antara Nista dan Desakralisasi Agama

11 Juli 2022   08:24 Diperbarui: 11 Juli 2022   08:26 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hollywings: Antara Nista Dan Desakralisasi Agama

Mungkin berita ini sudah basi jika diangkat sekarang, namun saya tidak bisa melepaskan ingatan bagaimana teman saya yang dari Mesir menghubungi saya via Whatsapp dan menyuruh saya menonton ILC yang membahas kasus yang serupa.

Hollywings, dengan segala kekreatifannya telah mampu membuat masyarakat Indonesia menyorotinya. Membuat tempat itu trending dan namanya melambung tinggi ke angkasa, menembus alam semesta dengan sebuah kasus yang familiar bagi kita; penistaan agama.

Kasus penistaan agama seperti ini tentu bukanlah yang pertama kali dalam jagat Indonesia, namun kali ini sudah cukup keterlaluan. Saya bersama Adiya, teman saya yang dari Mesir saling bertukar pendapat mengenai hal ini, dan pada akhirnya, hal ini akan membawa kita kepada beberapa pertanyaan;

Apakah Hollywings Memang Menistakan Agama?

Apakah Hollywings Sedang Melakukan Desakralisasi Agama Secara Terselubung?

Apakah Sebaiknya Hollywings Ditutup

Disclaimer, ini hanya pendapat saya pribadi, jadi anda bisa sependapat dan tidak dengan saya. Dan maka dari itu, mari kita mulai.

Apakah Hollywings Memang Menistakan Agama?

Jika kita meruntut kepada kasusnya yang telah terjadi, maka ia bermuara kepada miras dengan teknik marketing untuk membuat siapapun yang bernama Muhammad dan Maria untuk datang ke Hollywings.

Namun penggunaan nama Muhammaad di Indonesia merupakan hal yang sakral sebab nama itu akan mengacu pada seorang sosok panutan umat Islam, yaitu nabi Muhammad SAW. Yang mana sosok ini disakralkan dengan begitu dahysatnya sehingga siapapun yang terindikasi menghina nabi Muhammad harus bersiap dengan segala konsekuensi yang ada.

Bahkan kita sama-sama mengetahui bagaimana penistaan atas nama nabi Muhammad telah menjadikan beberapa orang harus meninggal dengan cara yang mengenaskan. Bahkan sampai kasusnya merupakan kasus pemenggalan yang membuat konflik antarnegara.

Akan tetapi muncullah kemudian sebuah berita yang tidak mengenakkan dan datang dari sebuah tempat clubhouse yang terkenal. Hollywings, yang mengajak orang dengan nama Muhammad dan Maria untuk datang ke clubhouse tersebut dengan miras yang lebih murah daripada biasanya. Mengetahui ada nama junjungan Muhammad dan Maria yang merupakan nama yang sakral dalam kedua belah agama, konflik baru pun tercipta.

Dalam hal ini sebenarnya Hollywings telah bisa dikatakan bersalah, kendati bung Felix mengatakan bahwasanya pihak Hollywings menyematkan nama Maria yang ada dalam Kristen untuk menyembunyikan diri dari penistaan agama.

Namun saya tidak sependapat, karena bagaimanapun kita sependapat bahwa nama Muhammad merupakan nama yang paling banyak digunakan di muka Bumi, terkhsususnya Indonesia, yang mana tujuan dari strategi marketing adalah untuk menjangkau orang sebanyak-banyaknya dengan harap mereka melakukan pembelian.

Namun jika memang pihak Hollywings menginginkan nama orang dengan paling banyak di Indonesia untuk dikonversikan menjadi pembeli. Lalu bagaimana dengan Maria? Bukankah Maria bukanlah nama yang paling banyak di Indonesia, melainkan Nur?

Dilansir dari IDN Times, dalam kurun waktu 100 tahun, nama Nur merupakan nama yang paling banyak digunakan di Indonesia, sementara nama Maria berada pada urutan ke 16. Sementara untuk menyanggah penggunaan nama Maria agar tidak terindikasi penistaan agama, pihak Hollywings mengatakan bahwasanya marketing tersebut mengacu kepada bagian administrasi (bagian tamu), yang mengatakan bahwasanya nama-nama tersebutlah yang paling banyak. Akan tetapi sampai saat ini, pihak Holywings tidak ada yang berani membuka suara selain melakukan klarifikasi dan permintaan maaf via media sosial.

Dan tentu, hal ini membuat kasusnya menjadi mengambang.


Apakah Hollywings Sedang Melakukan Desakralisasi Agama Secara Terselubung?

Mendekati akhir perdebatan, statement 'desakralisasi agama' merupakan hal yang memberikan insight bagi saya. Dan kendati menurut saya hal ini merupakan suatu hal yang terlalu menandakan paranoid, akan tetapi saya setuju.

Memang tidak ada tanda-tanda pasti bahwasanya pihak Hollywings melakukan hal tersebut, akan tetapi secara tidak langsung, mereka telah melakukannya.

Hal-hal besar terjadi karena pembiaran pada hal-hal yang kecil. Mereka yang diberikan izin untuk melakukan pelanggaran saat ini dan bebas dari hukuman akan datang dengan pelanggaran yang lebih besar karena paham bahwa mereka akan 'dimaafkan'.

Maka dari itu saya bersyukur jika masih ada yang aware dan berani mengangkat hal ini kearah publik dan membuat masyarakat paham dengan isu yang terjadi. Banyaknya media sosial membuat masyarakat Indonesia cenderung apatis dan tidak mau bersuara secara lisan dan turun ke jalan, mereka memilih untuk bermain aman dan berjuang melalui tagar-tagar di Twitter dan konten di media sosial.

Bagi saya tidak perlu sekolah tinggi-tinggi untuk mengetahui bahwasanya isu agama di Indonesia merupakan hal yang tabu untuk dibahas. Dengan mayoritas umat Islam yang masih terbesar di dunia, masyarakat bisa melakukan tindakan apapun jika menyinggung masalah SARA. Dan bahkan mampu menjadi konflik antarwilayah dan negara.

Maka dengan ini, Holywings tentu dapat belajar dengan baik bahwa tidak semua hal yang kontroversial bisa diangkat ke ranah publik. Akan tetapi, dalam hal ini saya hanya menyayangkan bagaimana sebuah bisnis tidak ubahnya seperti politik yang busuk.

Sebab nama Muhammad pasti dimiliki oleh orang Islam, dan saya mempercayai bahwa sebagian besar orang paham bahwasanya miras merupakan hal yang haram untuk orang Islam.

Namun Hollywings muncul seolah tidak berdosa, menyandingkan nama yang sakral bagi umat Islam dengan apa yang bertentangan dengannya dan kemudian dengan polos berkata berkata;

"Kami tidak menista"

Apakah Sebaiknya Hollywings Ditutup?

Saya memang setuju Hollywings ditutup, bukan hanya karena agama, namun melainkan dampak dari alkohol memang sejatinya dapat merusak nilai moral bangsa dan mampu menciptakan angka kriminalitas suatu negara meningkat drastis.

Hal yang paling mengerikan dari alkohol adalah bahwasanya ia mampu mendisrupsi pikiran umat manusia, membuat mereka terbelenggu dalam kegilaan yang mereka miliki sehingga tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak.

Bahkan tidak jarang, alkohol menjadi pelarian banyak orang yang malah menjadikan manusia ketergantungan, dan alih-alih mendamaikan, pada akhirnya mereka yang ketergantungan akan memberikan apapun demi mendapatkan sebotol alkohol, bahkan jika harus membunuh sekalipun.

Kendati pemerintah atau siapapun bisa mengatakan bahwasanya pabrik alkohol atau bahkan clubhouse memberikan keuntungan finansial lebih kepada negara, namun hal yang perlu kita garis bawahi adalah dampak negatif itu sendiri.

Maka dari itu, saya tidak hanya ingin Hollywings ditutup, melainkan ingin agar miras dan sejenisnya ditutup juga. Karena bagaimanapun, pengedaran miras merupakan akarnya, dan selama akar ini tidak dibasmi, Hollywings-Hollywings baru akan bermunculan, dan pada suatu masa akan mendisrupsi Undang-Undang itu sendiri.

Namun jikalau memang Indonesia ingin mendapatkan keuntungan finansial yang lebih dibandingkan kemaslahatan yang dibawa, maka sungguh moralitas bangsa kita dijual dengan harga yang sangat rendah.

Artikel lain: Hilangnya Sekolah Asli Umat Manusia

Artikel lain: NFT: Antara Tinggal dan Pergi

Artikel lain: Rich Dad Poor Dad, Masalah Keuangan Anda dan Saya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun