Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Turki "Babamin Kemani" atau "My Father's Violin", Sebuah Film tentang Kita yang Ambisius

22 Mei 2022   17:59 Diperbarui: 22 Mei 2022   18:07 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemainnya juga bagus-bagus kendati ini pertama kalinya saya melihat mereka tampil, ada Yusuf Tekin sebagai Ali Riza, Acun Omen Cokisler sebagai Mehmet Mahir, dan ada Avukat sebagai Oslem. Well, penulisan nama mungkin salah, mengingat nama Turki kadang memiliki titik dua diatas.

Adegan favorit saya adalah bagaimana plot-plot tersebut perlahan-lahan terbongkar. Salah satu yang saya suka adalah ketika Mehmet Mahir ditampar oleh kenyataan mengapa kakaknya, Ali Riza, meninggalkannya. Its meaningfull.

Dan kedua adalah adegan terakhir dimana Mehmet Mahir bisa kembali kepada auditorium dan menyelamatkan dua hal sekaligus, yaitu Oslem dan karirnya. Namun yang membuatnya seru tidak hanya makna yang dikandungnya, tapi aransemen yang dimainkan pada saat itu.

Babamin Kemani, Suatu Celah Dalam Hidup

Babamin Kemani atau My Father's Violin sebenarnya menceritakan tentang kehidupan kita yang terlalu ambisius. Sebagai manusia kita terkadang mengejar suatu hal yang sangat jauh dan sulit untuk kita gapai, hal yang membuat kita lupa bahwa hal sangat penting yang anda kejar merupakan kumpulan dari hal-hal penting dalam hidup anda.

Bahkan terkadang, karena keegoisan kita mengejar hal-hal tersebut, kita jadi lupa bahwasanya satu-persatu hal-hal penting dalam lingkungan kita juga menghilang, hingga pada titik nadir kita tersadar bahwa apa yang selama ini kita kejar merupakan sebuah kesalahan, namun semua telah terlambat karena ada beberapa hal di dunia ini yang tidak akan pernah mungkin bisa kembali sempurna. Dan pada akhirnya, pada sisa-sisa hidup tersebut anda akan hidup tanpa kesempurnaan tersebut.

Adegan dimana Mehmet mulai mengerti melodinya (gambar dari My Father's Violin dubbed by Netflix)
Adegan dimana Mehmet mulai mengerti melodinya (gambar dari My Father's Violin dubbed by Netflix)

Jika anda menonton film ini, mungkin akan ada satu pertanyaan yang mestinya kita tanyakan pada diri kita sendiri. Apakah kita merasa ada celah dalam hidup yang anda jalani? Mengapa?

Pertanyaan sederhana ini mungkin terdengar biasa, namun pada faktanya, ini akan membuat kita tahu bahwa masalah sebenarnya adalah diri kita sendiri, dan bukan apapun diluar kita.

Sebab bukankah kita yang mengejar ekspektasi itu? Berharap pengakuan dari orang lain sampai kita lupa bahwa kita tidak membutuhkan semua orang di dunia untuk menentukan siapa kita, kita hanya membutuhkan mereka yang benar-benar sayang kepada kita, mereka yang benar-benar peduli. namun sayangnya mereka yang benar-benar sayang dan peduli dengan kita sering kita lupakan dan acuhkan, hingga pada akhirnya, kita berakhir hampa.

Jadi jika anda merasa egois, ambisius, atau keras kepala. Film ini diciptakan untuk anda.

Kritikan terhadap Film Babamin Kemani

Seperti intro artikel ini, lebih baik menonton versi Turkinya daripada film dubbing englishnya karena beberapa alasan utama, yang diantaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun