Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Turki "Babamin Kemani" atau "My Father's Violin", Sebuah Film tentang Kita yang Ambisius

22 Mei 2022   17:59 Diperbarui: 22 Mei 2022   18:07 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dimana Mehmet mulai mengerti melodinya (gambar dari My Father's Violin dubbed by Netflix)

Oslem menari untuk memeriahkan suasana (Gambar dari film Babamin Kemani dubbed by Netflix)
Oslem menari untuk memeriahkan suasana (Gambar dari film Babamin Kemani dubbed by Netflix)

Oslem sebagai seorang anak tentu merasa bahwa kehidupan tersebut akan abadi, namun sayang Ali Riza pada suatu hari menyadari bahwa ia telah sekarat. Ia memuntahkan darah pada meja makan dan segera menyembunyikannya dari anaknya. namun hal itu tidak membuatnya tenang, karena pada akhirnya, entah pada detik yang keberapa; ia akan mati.

Mengetahui hal ini, Ali Riza kemudian menghubungi adeknya yang ternyata sangat jauh berbeda dengannya; adiknya adalah seorang pemain biola ternama di Turki dan memiliki kekayaan yang melimpah, namanya adalah Mehmet Mahir.

Kehidupan Ali Riza dan Mehmet Mahir laksana langit dan Bumi; Ali Riza bermain dari tempat umum yang satu ke tempat umum yang lain, sementara Mehmet Mahir bermain dari panggung yang satu ke panggung yang lainnya. Ali hidup dari apresiasi masyarakat setempat, Mahir hidup dari standing apllause audiens dan sorotan kamera. Fakta ini kemudian menjadikannya begitu lucu dan ironis, padahal mereka begitu dekat, namun mengapa kehidupan mereka berbeda begitu jauh?

Ali Riza kemudian mengatakan kedatangannya pada Mehmet, bahwasanya Mehmet memiliki keponakan bernama Oslem, namun Mehmet tidak mau peduli akan hal itu. Ali Riza kemudian menyatakan bahwa dirinya telah sekarat, dan pada suatu masa ia akan mati, dan Oslem akan sebatang kara. Sebagai ayah, Ali tidak mau itu terjadi.

Namun ternyata Mehmet juga menghiraukan hal tersebut sebab ia memiliki dendam pribadi kepada Ali. Ia menghardik mengapa Ali muncul sekarang, setelah sekian lama kakaknya itu menghilang, meninggalkannya berjuang sendiri menjadi musisi.

Dan seperti yang kita duga, Ali meninggal dan kini hak asuh Oslem dipertanggungjawabkan. Mehmet yang tidak menyukai kehidupannya diinterupsi ingin menyerahkannya kepada kawan-kawan Ali Riza. Namun sayang, takdir berkata lain dan Mehmet yang terlalu ambisius mengejar impiannya menjadi musisi nomer satu di dunia mendapatkan interupsi baru, yaitu seorang anak kecil galak dari jalanan yang tidak tahu cara berperilaku dengan elegan.

Dan kemudian petualangan Mehmet dimulai, dan plot demi plot kehidupan Mehmet yang tidak terduga menyadarkannya bahwa memang ada hal yang selalu lebih penting daripada ambisinya yang semu.

Pendapat Saya Mengenai Babamin Kemani

Mehmet Mahir, Oslem, dan Tiga Sekawan Yang Dikejar Polisi Sehabis Mengamen (Gambar dari film My Father's Violin dubbed by Netflix)
Mehmet Mahir, Oslem, dan Tiga Sekawan Yang Dikejar Polisi Sehabis Mengamen (Gambar dari film My Father's Violin dubbed by Netflix)

Filmnya seru dan unik dengan plot yang tidak terduga, membuat kita akan memahami untuk tidak mengambil kesimpulan sendiri dan selalu merasa benar. Film ini akan menggambarkan banyak tempat di Turki dan masyarakat-masyarakatnya, sehingga saya berharap bisa kesana suatu saat nanti.

Sebab film ini bertema musik, pada alur ceritanya kita akan banyak mendengar aransemen-aransemen dari Turki yang menyampaikan banyak pesan dan senada dengan filmnya. Aransemen yang pas dengan alur film akan membuat film ini bermakna, apalagi penyampaian rasa sedihnya melalui musik, sangat tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun