Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Film

Ambiguisitas Film Joker

6 September 2021   18:35 Diperbarui: 6 September 2021   18:37 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto berasal dari Pixabay

Sudah lama saya menonton film ini dan ternyata menontonnya kembali malah membuat saya menemukan detail-detail terkecilnya. Joker memang salah satu film terbaik di dunia ini yang pernah saya tonton karena relate dengan kehidupan yang umat manusia miliki.

Terkadang saya juga berpikir apakah dunia yang saya miliki nyata? Atau hanya ilusi semata? Sebab bisa jadi apa yang anda alami saat ini adalah ilusi dari kehidupan yang anda miliki, anda sedang delusi tingkat tinggi, dan pemikiran siapa anda, akan jadi apa, sebenarnya adalah pertanyaan dari psikiater yang sedang menanyai anda, namun anda tidak pernah menyadarinya.

Menonton film ini selalu membuat saya merinding, memperlihatkan bagaimana politikus memandang masyarakat miskin yang seumpama badut, mereka bersuara namun orang-orang setengah dewa hanya mentertawai mereka dan tidak pernah menganggap mereka ada.

Namun masyarakat adalah manusia yang memiliki emosi; mereka bisa muak, marah, dan tentunya anarki. Dan ketika rasa muak, marah, dan rasa anarkisme itu tidak lagi mampu dibentengi dengan kata sabar, maka tiada lagi yang dapat mencegah suatu negara untuk hancur-sehancurnya.

Dan Indonesia mungkin sama, hanya saja rasa itu masih seumpama bola salju yang baru saja menggelinding dan entah kapan akan menjadi raksasa dan menabrak gedung sampai runtuh, mementalkan orang-orang di istana, membuat mereka tiada lagi berdaya.

Film Joker sendiri membuat saya berpikir berkali-kali lipat ketika menontonnya sebab ia memiliki banyak misteri, saya menemukan sebuah easter egg di film tersebut mengenai Pogo's Club yang mungkin merujuk pada seorang psikopat yang menggambar badut menyeramkan di tahun 90 an.

Sebenarnya banyak hal di film Joker ini yang menjadi ambiguisitas, sebab jika kita meruntut pada kisahnya sampai akhir yang terus menerus berisi tragedi maka kita mungkin akan langsung paham, namun apabila kita banyak berpikir mengenai film tersebut, hal tersebut bisa jadi salah.

Penny Pleck dalam hikayah Joker digambarkan sebagai pengadop Arthur Fleck, Joker itu sendiri. Pertanyaannya adalah benarkah Arthur diadopsi oleh ibunya? Atau memang Thomas Wayne begitu pintarnya---dan licik---mampu menciptakan banyak rekayasa 30 tahun yang lalu? Kita tentu mengetahui bahwa film Joker tersebut menggambarkan keangkuhan orang kaya, dan orang kaya sanggup melakukan segalanya.

Dalam cerita tersebut juga sebenarnya bisa jadi memang kalau Penny Pleck adalah pasangan Thomas Wayne, namun Thomas Wayne sendiri mengetahui kalau Penny Pleck memiliki gangguan kejiwaan yang dapat ia manfaatkan. 

Walau film tersebut mengatakan bahwa Arthur Fleck menjadi gila karena kepalanya pernah dihantam oleh ibunya, namun kemiripan kejiwaan mereka begitu sama, dan bahkan sampai Arthur Dewasa, ia tidak pernah membenci ibunya pun takut akan ibunya kendati ia kerapkali disiksa. Atau kejiwaan itu juga berasal dari efek obat yang Arthur telan? Hmmm...Ambigu.

Namun yang terpenting, film ini memiliki makna yang begitu jelas dan seharusnya pemerintah kita juga semestinya menontonnya. Kejadian di Film ini pernah terjadi di zaman Soeharto, ketika rakyat tidak gubahnya adalah tikus yang harus ditindas, Joker-Joker bermunculan dan mengirimkan pesan-pesan melalui tulisan, aksi jalanan, dan mural-mural. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun