Mohon tunggu...
Widyo
Widyo Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen

ASN Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

RIP Ismail Haniyeh: Sang Pejuang Telah Pergi

1 Agustus 2024   14:36 Diperbarui: 1 Agustus 2024   16:57 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.cnbc.com

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, dilaporkan tewas dalam sebuah serangan udara di Teheran, Iran, Rabu kemarin (31/7). Hamas dan Garda Revolusi Iran (IRGC) mengonfirmasi kejadian itu. Haniyeh baru tiba di Iran Selasa, untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian. Haniyeh saat kejadian sedang beristirahat di sebuah tempat, yang disebut kediaman untuk para veteran di bagian utara Teheran. Seorang pengawal beliau juga tewas. Innalillahi wainnailaihi roji'un.

Kehidupan Awal Ismael Haniyeh
Ismail Haniyeh lahir pada tanggal 29 Januari 1962, di kamp pengungsi Al-Shati di Jalur Gaza. Keluarganya berasal dari Al-Majdal (sekarang Ashkelon), tempat mereka melarikan diri selama perang Arab-Israel tahun 1948. Tumbuh dalam kondisi yang keras di kamp pengungsian, Haniyeh sangat dipengaruhi oleh lingkungan politik dan sosial di sekitarnya.
Ia kuliah di Universitas Islam Gaza, tempat ia belajar sastra Arab dan lulus pada tahun 1987. Selama kuliah, ia terlibat dengan Ikhwanul Muslimin dan gerakan Hamas yang saat itu sedang berkembang, terutama masa intifada pertama, pemberontakan Palestina terhadap pendudukan Israel. 

Karier Politik 
Haniyeh dengan cepat naik pangkat di Hamas, mengambil berbagai peran kepemimpinan. Pada tahun 1989, ia ditangkap oleh otoritas Israel dan menghabiskan tiga tahun di penjara. Setelah dibebaskan, ia melanjutkan aktivitas politiknya dan menjadi dekat dengan Sheikh Ahmed Yassin, pemimpin spiritual dan salah satu pendiri Hamas.
Pada tahun 1992, Haniyeh termasuk di antara 400 aktivis Hamas yang dideportasi oleh Israel ke Lebanon selatan, sebuah pengalaman yang semakin memperkuat komitmennya terhadap perjuangan Hamas. Setelah kembali ke Gaza, ia menjabat sebagai dekan Universitas Islam Gaza.


Peran Kepemimpinan 
Karier politik Haniyeh mengalami perubahan signifikan pada tahun 2004, setelah pembunuhan Sheikh Ahmed Yassin dan penerus Yassin, Abdel Aziz al-Rantissi, oleh Israel. Haniyeh menjadi salah satu pemimpin utama Hamas di Gaza.
Dalam pemilihan legislatif Palestina tahun 2006, Hamas menang telak, dan Haniyeh dicalonkan sebagai Perdana Menteri Otoritas Palestina. Masa jabatannya ditandai oleh konflik politik yang intens dengan partai saingannya, Fatah, yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas. Konflik ini akhirnya menyebabkan bentrokan keras antara pasukan Hamas dan Fatah.


Perpecahan Gaza 
Pada bulan Juni 2007, setelah konflik singkat namun intens, Hamas menguasai Jalur Gaza, sementara Fatah mempertahankan kendali atas Tepi Barat. Sejak saat itu, wilayah Palestina telah terbagi secara politik, dengan Haniyeh dan Hamas memerintah Gaza.
Haniyeh terus menjabat dalam peran kepemimpinan yang menonjol dalam Hamas. Pada tahun 2017, ia terpilih sebagai kepala biro politik Hamas, menggantikan Khaled Meshaal. Jabatan ini menempatkannya di garis depan kegiatan internasional dan domestik Hamas.


Kehidupan Pribadi 
Ismail Haniyeh telah menikah dan memiliki 13 anak. Dikenal karena kepemimpinannya yang karismatik dan kemampuannya untuk terhubung dengan akar rumput, ia tetap menjadi tokoh utama dalam politik Palestina. Gaya kepemimpinannya sering digambarkan sebagai pragmatis namun tidak kenal kompromi dalam isu-isu inti seperti perlawanan terhadap pendudukan Israel dan hak-hak pengungsi Palestina.

Kehidupan dan karier Ismail Haniyeh sangat terkait erat dengan sejarah modern gerakan perlawanan Palestina. Dari hari-hari awalnya di kamp pengungsi Al-Shati hingga peran kepemimpinannya di Hamas, Haniyeh telah memainkan peran penting dalam membentuk lanskap politik Gaza dan wilayah Palestina yang lebih luas.


رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun