Mohon tunggu...
Didi Widyo
Didi Widyo Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Pendidik

Pendidik, Trader

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Negara-negara dengan Jam Sekolah Ekstrim

10 Agustus 2016   17:49 Diperbarui: 21 September 2016   06:23 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbeda dengan Finlandia, bahkan sangat, Korea sangat terobsesi dengan pendidikan. Demikian pula para orang tua. Siswa mulai belajar dari jam 8 pagi sampai lewat pukul 19.30 bahkan lebih. Karena setelah jam kurikuler sekolah, mereka harus mengikuti kegiatan khusus, semacam pelajaran tambahan, untuk untuk meningkatkan prestasi akademis mereka. Apabila di negara kita, guru mencubit siswa dihukum 2 tahun penjara, di Korea Selatan 80% sekolah-sekolah di Korea memperbolehkan hukuman fisik, tidak sekadar mencubit, bahkan memukul dengan alat yang tidak mencederai. Seperti jaman kakek kita dulu.

Bagi rata-rata orang Korea Selatan, masalah pendidikan itu adalah masalah hidup dan mati. Bahkan banyak orang tua, ketika membangunkan anaknya yang terlambat bangun, menghardik anaknya dengan ucapan, “Jangan malas seperti orang Jepang”. Walaah. Bagaimana dengan kita, yang ingin meniru orang Jepang, karena kita anggap orang Jepang sangat rajin dan disiplin.

Para siswa sudah ada di sekolah pukul 07.30 dan mulai belajar pukul 08.30. Jam pelajaran baru selesai pukul 19.30. Artinya, mereka berada di sekolah rata-rata 11 jam. Maka Korea Selatan pernah dinobatkan sebagai negara dengan jam pelajaran sekolah terlama di dunia.

Bahkan jumlah jam sekolah itu dianggap belum cukup. Saat pelajaran selesai, sebagian besar siswa melanjutkan kegiatan dengan belajar bersama nyang baru akan berakhir pukul 22.30. Mereka yang tidak belajar bersama sebagian pergi ke tempat les buat belajar lagi hingga larut malam.

Sistem pendidikan yang begitu keras ini telah menimbulkan banyak ekses negatif. Berbeda dengan siswa di Finlandia yang merasa nyaman dan enjoy untuk belajar, banyak siswa di Korea Selatan yang tak tahan mencoba atau memilih bunuh diri. Namun pemerintah Kores Selatan terus berupaya memperbaiki sistem pendidikan yang mereka sadari terlalu ekstrem.

Bagaimana dengan kita? Memilih yang mana?

Tidak dua-duanya. Kita formulasikan yang cocok untuk kita. Cocok dengan hiterogenitas Indonesia, dan tidak harus seragam. 

Begitu kira-kira ya Pak Menteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun