Kemristekdikti dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing ekonomi nasional, menyediakan teknologi bagi masyarakat dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Ini sekaligus fungsi dan tugas pimpinan tertinggi kementerian. Bagaimana agar amanah mulia ini dapat ditunaikan? apa langkah-langkah strategis dan rencana aksi yang harus disusun dan bagaimana menjalankan dengan kondisi struktur dan kelembagaan baru?
Ketika media memberitakan tentang ijazah palsu dan perguruan tinggi bodong dengan gencar, banyak komentar muncul bahwa ini tindakan reaktif dari kementerian menghadapi wacana ressufle kabinet.
Dugaan ini masuk akal. PolcoMM Institute misalnya, menempatkan Kementerian ini termasuk dalam 7 Kementerian yang rendah kinerjanya dengan presentase 0,1%, dibandingkan Kemdikbud dibawah komando Anis Baswedan yang 9,1%. Demikian pula survai Indo Barometer yang lagi-lagi menempatkan Kemdikbud sebagai 3 Kementerian terbaik kinerjanya, dibawah Susi dan IndarParawangsa. Tentu saja ini membuat gerah Menteri M. Nasir, terutama hubungan psikologis dengan Kemdikbud yang memiliki hubungan darah dengan Kemristekdikti.
Next..
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H