limbah organik pasar menjadi pupuk organik cair (POC) kepada para pemuda desa. Pemuda desa diharapkan mampu berperan sebagai pelopor bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari Desa. Kegiatan ini dilakukan dalam usaha mengatasi akumulasi sampah domestik yang terus meningkat dan menimbulkan berbagai persoalan sanitasi. Langkah pemanfaatan limbah organik dilakukan sebagai cara untuk mengurangi penimbunan sampah di sekitar lingkungan masyarakat.
Kabupaten Magelang (25/07/2023) - Melalui program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) GIAT 5 di Desa Wonoroto yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Kuliah KKN Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNNES dan mitra terkait, mahasiswa UNNES melaksanakan pelatihan pemanfaatanDesa Wonoroto, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang memiliki luas lahan tanam sayuran sekitar 20 Ha dengan potensi hasil panen mencapai 40 ton per tahun. Tingginya hasil panen sayuran diikuti pula oleh besarnya limbah organik pasar yang berupa sayuran. Pemanfaatan limbah organik pasar tersebut masih terbilang minim sebab hanya dimanfaatkan sebatas untuk makanan hewan ternak. Sementara itu, terdapat pemakaian pupuk kimia mahal yang berlebihan oleh para petani yang lambat laun dapat menurunkan kualitas tanah.
Berangkat dari permasalahan tersebut, diadakan kegiatan pelatihan pembuatan POC. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sekaligus mengetahui proses pembuatan POC dengan memanfaatkan sisa sayuran dengan perbandingan air bekas cucian beras sebagai bioaktivator dan EM4. Selain itu, juga untuk memberikan ilmu baru kepada masyarakat khususnya pemuda Desa Wonoroto.
Metode yang dipakai dalam pembuatan POC ini adalah fermentasi. Proses fermentasi untuk mendapatkan POC dilakukan di area dapur dengan suhu ruang. Alat-alat yang digunakan adalah bak komposter dengan memanfaatkan galon bekas serta saringan yang digunakan untuk menyaring cairan dengan ampas hasil fermentasi. Sedangkan bahan-bahan yang dipakai dalam kegiatan pembuatan POC ini adalah limbah pasar seperti sisa sayuran, bioaktivator air bekas cucian beras, dan Effective Microorganisms (EM4).
Proses ini diawali dengan memilah beberapa limbah sayuran yang kemudian di potong kecil-kecil atau dicacah. Lalu sayuran yang sudah dicacah dimasukkan ke dalam bak komposter dan tuangkan air bekas cucian beras dan juga cairan EM4 sebagai bioaktivator. Setelah itu, tutup bak dengan rapat kemudian kocok semua campuran bahan. Tahap terakhir yaitu fermentasi pada suhu ruang selama 3 minggu ke depan. Setelah proses fermentasi selesai, panen POC dilakukan dengan membuka tutup bak dan ditampung pada botol plastik 1 liter. Kemudian, hasil POC dicampur dengan air bersih karena POC tidak dapat digunakan secara langsung dan juga supaya tidak terlalu kental.
"Saya sudah meminta sampel hasil pembuatan POC. Nanti akan saya uji sendiri. Jika cocok, saya akan membuatnya sendiri agar limbah organik pasar bisa lebih bernilai dan tidak terbuang sia-sia." ujar Pindon, salah satu pemuda desa Wonoroto.
Dengan adanya kegiatan pelatihan pembuatan POC ini diharapkan mampu Memberikan wawasan terkait pemanfaatan pasar yang masih belum maksimal, memberikan wawasan terkait dampak penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, dan memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pengolahan limbah organik pasar menjadi POC yang lebih bernilai ekonomis serta lebih ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H