Mohon tunggu...
MHari Subarkah
MHari Subarkah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kelebihan Cairan (Bisa) Menyebabkan Kematian

30 Juli 2017   14:08 Diperbarui: 1 Agustus 2017   15:59 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberadaan pohon juga mengurangi panas langsung sinar matahari. Tanah lebih lembab. Pohon juga meruntuhkan seresah daun, ranting, bunga atau bijinya. Lama-lama seresah itu membusuk, menjadi lapisan tanah atas, yang mengandung banyak unsur hara. Sebagai humus, pori-porinya lebar, air mudah meresap. 

Pohon juga memanjangkan akar agar dapat menjangkau unsur hara yang dibutuhkan. Sepanjang-panjangnya dan sedalam-dalamnya untuk 2 tujuan; menjangkau unsur hara dan air di bawah dan sekitarnya, dan disesuaikan ketinggian pohon itu sendiri agar tidak mudah tumbang. Akar yang melintang atau menembus ke dalam, secara langsung menahan tanah tidak longsor, dan menahan air di dalam tanah. Bayangkan pohon dan akarnya itu layaknya beton tanggul atau bendungan. Secara fungsi, sama saja.

Jadi janganlah salah kaprah bahwa dengan banyaknya pohon, otomatis tidak banjir. Tidak demikian. Bagaimanapun, tanah dan pohon daya tampungnya menahan air dan tanah, terbatas. Pada saatnya terlalu banyak, tanah menjadi lembek, dan pada lahan kemiringan tinggi, bisa jadi timbul longsor. Ada beberapa kasus demikian terjadi. Yang paling sering kita dengar terjadi di Kabupaten Banjarnegara. Kasus banjir di Garut katanya juga demikian. 

Atas kejadian di daerah tersebut, perlu ada penjelasan lebih lanjut; jenis pohon yang ditanam apa, bagaimana tipe perakarannya, berapa kerapatan pohon per satuan luas, bagaimana bentuk kanopinya, apa tipe tanah dibawahnya dan berapa ketebalan tanahnya, berapa curah hujan yang terjadi beberapa waktu sebelumnya, dan sebagainya. Pertanyaan teknis lah.

Terlepas bahwa banyaknya pohon tidak otomatis menghilangkan banjir sama sekali, setidaknya pohon mampu memperlambat laju, menahan air dan mengurangi risiko banjir. Itu sudah diakui ratusan tahun. Secara ilmiah juga terbukti. Pada daerah yang sedikit pohon atau tidak ada pohon sama sekali, sebut saja water catchment area-nya rusak, terbukti sebaliknya. Banjir menjadi langganan rutin. Jadi perdebatan penting atau tidaknya kumpulan pohon terhadap banjir, sudahi saja. Capek tauuukk...!

Oh iya, hampir lupa ditulis. Saatnya turun hujan, muncul aliran air. Dalam perjalanan menuju tampungan atau di sungai itu sendiri, akan bercampur macam-macam larutan. Ada tanah, pasir, batu, potongan ranting, kayu gelondongan, plastik, ember, sepeda, motor, mobil, hingga tembok rumah yang runtuh. Padahal, hanya air saja, benda yang dilintasi bisa rusak. Apalagi ditambah material lain, tentu daya rusaknya tambah besar. Banyak video menunjukkan kejadian demikian. Search saja di internet.

Saya jadi ingat puisi Taufik Ismail, Kerendahan Hati, yang konon katanya terjemahan dari puisinya Douglas Malloch berjudul Be The Best of Whatever You Are;

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin

Yang tegak di puncak bukit

Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,

Yang tumbuh di tepi danau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun