Mohon tunggu...
Mazarina Devi
Mazarina Devi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Tata Boga Universitas Negeri Malang

Saya adalah dosen tata boga di Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelatihan Produk Olahan Ikan Teri Nasi pada Ibu PKK di Kecamatan Pakisaji

26 Juli 2024   15:36 Diperbarui: 26 Juli 2024   15:54 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembukaan Pelatihan Oleh Sekretaris Camat Pakisaji

Stunting adalah kondisi malnutrisi yang paling umum ditemukan pada anak-anak di seluruh dunia. Anak-anak yang mengalami stunting secara signifikan lebih jarang mengkonsumsi protein hewani dan buah-buahan dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami stunting.  Sebuah penelitian menunjukkan bahwa keragaman makanan dan konsumsi ikan mempengaruhi kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun. Prevalensi stunting di Indonesia saat ini sebesar 21,6%, padahal Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya laut yang tinggi, khususnya di sektor perikanan.

Stunting pada anak merupakan indikator terbaik secara keseluruhan untuk kesejahteraan anak dan merupakan cerminan akurat dari ketidaksetaraan sosial.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman makanan dan konsumsi ikan mempengaruhi kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun. Berdasarkan hal tersebut  diperlukan upaya bersama untuk mencapai target yang telah ditetapkan, salah satunya dimulai dengan penyediaan makanan padat gizi.

Ikan teri (Stolephorus sp.) merupakan salah satu kelompok ikan pelagis yang terdapat di perairan pesisir dan memiliki penyebaran yang sangat luas. Keunggulan lain dari ikan teri semua bagiannya dapat dikonsumsi, sehingga menjadi sumber kalsium yang baik. Penggunaan ikan teri nasi (Stolephorus sp.) sebagai bahan yang akan diolah, dikarenakan ikan teri nasi (Stolephorus sp.)  salah satu sumber kalsium terbaik. Selain sebagai sumber kalsium, ikan teri nasi (Stolephorus sp.)  juga tinggi akan protein. Pada umumnya ikan teri nasi diolah menjadi ikas asin  atau dikeringkan. Selama ini ikan teri nasi belum banyak diolah hanya digunakan sebagai lauk seperti bebotok, rempeyek, pepes, atau bahkan hanya digoreng saja. Belum optimalnya pemanfaatan ikan teri nasi karena aroma amis ikan teri nasi sangat tajam sehingga tidak semua kalangan menyukai terutam anak balita. Perlu dilakukan inovasi produk makanan dari ikan teri nasi yang dapat diterima anak balita.

Pelatihan membuat produk olahan dari ikan teri nasi yang diberikan oleh tim   dosen dan mahasiswa dari Lembaga Penelitian Pengabdian pada Masyarakat Universitas Negeri Malang. Pelaksanaan pelatihan di Pendopo Kecamatan Pakisaji dengan peserta perwakilan dari seluruh desa yang terdapat di kecamatan Pakisaji, Setiap desa mengirim sebanyak tiga orang peserta yang mengikuti pelatihan yang terdiri dari satu orang ketua TP PKK desa se-Kecamatan Pakisaji, Pokja empat dari desa se-Kecamatan Pakisajidan seorang kader Posyandu desa se-Kecamatan Pakisaji.

Peserta Sedang MendapatPengarahan Dari Sekretaris Camat Pakisaji
Peserta Sedang MendapatPengarahan Dari Sekretaris Camat Pakisaji
Produk yang diberikan adalah membuat siomay ikan teri nasi dan cilok ikan teri nasi. Produk siomay dan cilok dipilih karena merupakan makanan yang digemari anak anak dan mudah dibuat. Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti kegiatan dan mereka ikut membuat siomay dan cilok bersama tim dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Univerdi

Peserta bersama Tim Pengabdian kepada Masyarakat UM sedang Mempraktikan Membuat Siomay dan Cilok
Peserta bersama Tim Pengabdian kepada Masyarakat UM sedang Mempraktikan Membuat Siomay dan Cilok
tas Negeri Malang.Hasil yang diperoleh dari pelatihan diharapkan dapat meningkatkan inovasi ibu ibu PKK di Kecamatan Pakisaji untuk mengembangkan produk makanan anak anak bergizi tinggi dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun