Mohon tunggu...
mayzaluna biru
mayzaluna biru Mohon Tunggu... mahasiswi

mahasiswi yang sedang menikmati kehidupan kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Distorsi Konsep Jihad oleh Kelompok Teroris

15 Oktober 2024   21:20 Diperbarui: 16 Oktober 2024   07:28 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jihad sering kali dimaknai dengan adanya kekerasan yang disebabkan oleh umat muslim, adapula yang memaknai jihad sebagai aksi terorisme. Jihad sendiri dalam islam mempunyai makna kesungguhan muslim dalam menjaga dan menegakkan agama islam sesuai dengan ajaran Al Quran dan Hadist. Jihad juga dimaknai sebagai perjuangan untuk melawan musuh dan kejahatan. Amar ma'ruf nahi munkar juga termasuk jihad. Berbuat keadilan dan berperilaku adil kepada non muslim juga termasuk jihad, tidak hanya kepada sesama manusia, baik kepada hewan dan tumbuhan juga termasuk jihad. Didalam Al Quran jihad dimaknai dengan jihad dengan Al Quran bukan dengan kekerasan maupun peperangan.

Jihad yang dimaknai dengan peperangan hanya dapat dilakukan untuk membela diri maupun tempat tinggalnya. Sesuai dengan firman Allah yang berarti "Diizinkan (berperang) bagi orang -- orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh, Allah Mahakuasa menolong mereka, (yaitu) orang -- orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, "Tuhan kami ialah Allah." Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara -- biara Nasrani, gereja -- gereja, rumah -- rumah ibadah orang Yahudi dan masjid -- masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama) Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S Al -- Hajj : 39 -- 40). Dari firman tersebut sangat jelas bahwa melakukan perlawanan demi mempertahankan jati diri dan mempertahankan hidup dari muusuh harus terkait dengan prinsip -- prinsip yang harus diperhatikan, itulah alasan yang memperbolehkan adanya perang.

Kurangnya pemahaman terhadap makna jihad membuat para teroris banyak memperoleh celah untuk melakukan aksi -- aksi yang merugikan umat muslim, beberapa aksi yang mereka lakukan atas nama jihad antara lain:

  • Serangan bom bunuh diri, yang menggunakan bahan peledak untuk meledakkan diri di tempat -- tempat yang ramai, seperti pasar, masjid, gedung pemerintah, mall, cafe, restoran, serta hotel. Peledakan bom adalah cara yang paling sering digunakan oleh kelompok teroris.
  • Pembajakan kendaraan, melakukan pembajakan pesawat, kapal, atau kendaraan lain untuk menimbulkan ketakutan, menuntut tebusan, atau sebagai sarana untuk melakukan serangan.
  • Pembantaian massal, melakukan serangan bersenjata di tempat -- tempat umum  seperti sekolah, mall, dan tempat ibadah.
  • Serangan terhadap infrastruktur, menargetkan fasilitas penting seperti pembangkit listrik, jembatan, atau jaringan transportasi untuk mengganggu kehidupan normal dan menimbulkan kerugian ekonomi.
  • Penculikan, menculik individu, terutama yang berprofil tinggi, untuk menuntut tebusan atau sebagai alat tawar -- menawar politik atau berakhir dengan pembunuhan.
  • Serangan cyber, melakukan serangan terhadap sistem komputer dan jaringan untuk mencuri data, menyebarkan propaganda, atau merusak infrastruktur digita.  Seperti menggunakan media internet untuk proses radikalisasi, membobol sistem keuangan, sistem pengendalian alat transportasi seperti kereta api atau pesawat terbang.
  • Propaganda  dan rekrutmen,  menggunakan  media  sosial  dan platform  digital  lainnya untuk menyebarkan ideologi ekstremis dan merekrut anggota baru.

Berikut adalah cara kerja para teroris yang mengatasnamakan jihad:

a. Radikalisasi, proses dimana individu atau kelompok terpengaruh oleh ideologi ekstremis.  Radikalisasi dapat terjadi melalui propaganda, media sosial, pendidikan formal atau informal, serta pengaruh dari komunitas atau individu tertentu.

b. Indoktrinasi, setelah radikalisasi, individu -- individu ini diberikan pemahaman yang terdistorsi tentang jihad. Mereka diajarkan bahwa tindakan kekerasan  terhadap orang yang dianggap sebagai musuh Islam adalah bentuk perjuangan yang sah dan mulia.

c. Rekrutmen, kelompok teroris aktif merekrut anggota baru melalui berbagai cara, termasuk media sosial, jaringan pribadi, masjid, atau komunitas tertentu. Mereka sering menargetkan individu yang rentan, seperti mereka yang merasa terpinggirkan atau memiliki keluhan sosial.

d. Pelatihan, setelah direkrut, anggota baru diberikan pelatihan militer dan ideologis. Pelatihan ini mencakup penggunaan senjata, taktik perang gerilya, serta strategi serangan teroris.

e. Pembentukan sel atau kelompok, anggota yang telah dilatih kemudian dikelompokkan ke dalam sel -- sel kecil yang bertindak mandiri namun tetap berkoordinasi dengan pusat komando. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko penangkapan massal dan mempersulit aparat keamanan untuk melacak dan menghentikan mereka.

f. Operasi dan serangan, kelompok ini kemudian merencanakan dan melaksanakan serangan teroris. Mereka memilih target yang memiliki dampak besar, baik dari segi kerusakan fisik maupun psikologis, untuk menyebarkan ketakutan dan mempromosikan tujuan ideologis mereka.

g. Pembenaran  ideologis,  setelah  serangan, mereka  menggunakan propaganda  untuk membenarkan  tindakan mereka, sering kali mengutip  teks  agama  atau  sejarah  yang ditafsirkan secara  selektif dan menyimpang. Ini dilakukan untuk menarik simpati dan dukungan dari komunitas yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun