Mohon tunggu...
mayyazatil milla
mayyazatil milla Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobby nonton

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Kerusuhan Mei 1998 dan Keterkaitannya dengan HAM

25 Desember 2024   15:12 Diperbarui: 25 Desember 2024   15:09 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada zaman orde baru ketika itu Indonesia dipimpin oleh Soeharto terjadi sebuah krsisis ekonomi Asia yang menyebabkan terjadinya kerusuhan Mei. Kerusuhan Mei 1998 merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang tidak hanya berdampak besar pada kehidupan politik, sosial, dan ekonomi negara, tetapi juga membawa dampak yang mendalam terhadap hak asasi manusia (HAM). Peristiwa ini terjadi bersamaan di tengah krisis ekonomi yang parah akibat dampak krisis moneter Asia 1997, yang memicu kemarahan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Soeharto yang saat itu telah berkuasa selama lebih dari tiga dekade. Kerusuhan tersebut menandai berakhirnya pemerintahan Orde Baru dan mengarah pada reformasi politik di Indonesia. Namun, di balik peristiwa tersebut, terdapat berbagai pelanggaran HAM yang mencuat, yang masih menjadi perhatian hingga saat ini. Pelanggaran HAM tersebut memberikan dampak yang sangat parah.  

Latar Belakang Kerusuhan Mei 1998

Krisis ekonomi Asia yang dimulai pada tahun 1997 memberikan dampak yang sangat parah untuk negara  Indonesia. Pada saat itu nilai tukar rupiah jatuh drastis, inflasi meningkat tajam, dan sektor perbankan terpuruk mengakibatkan jumlah pengangguran meningkat, daya beli masyarakat menurun, dan ketimpangan sosial semakin lebar. Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Soeharto, yang dianggap tidak mampu mengatasi krisis, semakin meningkat dan membuat masyarakat frustasi sehingga melakukan banyak pelanggaran HAM.

Pada saat yang sama, ketidakadilan sosial dan korupsi yang semakin merajalela di badan pemerintahan membuat masyarakat frustasi. Pemerintahan Soeharto dikritik karena kekuasaan yang sangat terpusat, serta penindasan terhadap kebebasan berpendapat dan kebebasan pers. Selama Orde Baru, banyak aktivitas politik yang dibatasi, organisasi masyarakat yang kritis dilarang, dan media massa dikelola dengan sangat ketat. Pada Mei 1998, protes-protes besar terjadi di berbagai kota besar, termasuk Jakarta. Aksi demonstrasi mahasiswa yang dipicu oleh kenaikan harga barang, pengangguran, serta ketidakpuasan terhadap pemerintahan Soeharto semakin meluas. Demonstrasi tersebut akhirnya berubah menjadi kerusuhan besar yang terjadi di Jakarta pada 13 hingga 15 Mei 1998.

Kerusuhan ini melibatkan pembakaran, penjarahan, dan kekerasan yang menyebabkan banyak korban. Salah satu peristiwa paling tragis adalah penyerangan terhadap warga keturunan Tionghoa yang menjadi sasaran kekerasan massa. Banyak laporan yang menyebutkan adanya pemerkosaan, pembunuhan, serta perusakan rumah dan toko milik warga Tionghoa. Kejadian ini menjadi simbol dari ketegangan etnis yang memuncak dalam kerusuhan tersebut.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Kerusuhan Mei 1998

Kerusuhan Mei 1998 tidak hanya menandai runtuhnya rezim Orde Baru, tapi juga menyisakan berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Beberapa bentuk pelanggaran HAM yang terjadi selama kerusuhan ini antara lain:

Selama kerusuhan Mei 1998, terdapat banyak laporan mengenai pembunuhan terhadap para demonstran dan warga sipil yang tidak terlibat langsung dalam kerusuhan. Banyak orang yang tewas karena kekerasan aparat keamanan, baik dari tentara maupun polisi, yang melakukan tindakan represif untuk membubarkan massa.

Salah satu aspek yang sangat mencuat dari kerusuhan Mei 1998 adalah adanya laporan pemerkosaan terhadap perempuan, terutama yang berasal dari etnis Tionghoa. Banyak saksi yang melaporkan bahwa perempuan-perempuan Tionghoa menjadi sasaran pemerkosaan massal oleh para pelaku kerusuhan. Kejadian ini merupakan bentuk kekerasan seksual yang berat dan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat memprihatinkan.

  • Pelanggaran Terhadap Etnis Tionghoa

Salah satu aspek yang mencolok dalam kerusuhan ini adalah adanya kekerasan yang sangat sistematis terhadap warga keturunan Tionghoa. Banyak rumah, toko, dan properti milik warga Tionghoa dihancurkan, dibakar, dan dijarah. Kelompok etnis ini menjadi sasaran kebencian yang dipicu oleh situasi sosial dan ekonomi yang sulit, serta sentimen etnis yang dipolitisasi oleh sejumlah pihak. Akibatnya, banyak orang Tionghoa yang merasa terancam dan menjadi korban diskriminasi serta kekerasan.

  • Pelanggaran Kebebasan Berpendapat

Sebelum kerusuhan Mei 1998, pemerintah Orde Baru telah melakukan represi terhadap kebebasan berpendapat dan kebebasan pers. Segala bentuk oposisi terhadap pemerintah di bawah Soeharto selalu dibungkam. Protes mahasiswa yang berujung pada kerusuhan merupakan bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan dan pembatasan hak-hak dasar mereka untuk menyuarakan pendapat. Namun, kekerasan yang ditanggapi dengan cara militeristik oleh pemerintah semakin memperburuk keadaan.

  • Tindak Lanjut dan Upaya Pemulihan HAM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun