Mohon tunggu...
Mayyaza Nafilata
Mayyaza Nafilata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya memiliki hobi memasak, dan saya suka berkomunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antara Tradisi dan Tantangan Modernitas: Dinamika Sedekah Laut Rembang dalam Globalisasi

31 Maret 2024   19:21 Diperbarui: 31 Maret 2024   19:42 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dampak konsumerisme dan gaya hidup konsumtif semakin terasa dalam tradisi Sedekah Laut, yang tercermin dari tingginya jumlah pedagang dan wisatawan yang berdatangan serta perputaran uang yang tinggi selama acara berlangsung. Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang menunjukkan bahwa sekitar 170 pedagang turut serta dalam acara Sedekah Laut di TRP Kartini, menjadi pusat perbelanjaan dan rekreasi. Selain itu, lebih dari 12 ribu wisatawan juga memenuhi lokasi tersebut. Dengan perkiraan jumlah uang yang beredar mencapai 25 miliar, kepentingan komersial tampak telah memengaruhi dinamika tradisional, menimbulkan tantangan baru dalam mempertahankan keaslian dan kelestarian tradisi, serta nilai-nilai moral dan spiritual yang menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Sedekah Laut.

Untuk menjaga kelestarian tradisi Sedekah Laut di tengah dampak modernisasi yang terus berkembang, beberapa upaya perlu dilakukan. Pertama, diperlukan upaya merekonstruksi tradisi ini dengan memfokuskan pada kembali nilai-nilai moral dan spiritual yang menjadi inti dari tradisi tersebut. Melalui sosialisasi ulang, masyarakat perlu diingatkan akan pentingnya mempertahankan makna tradisi di atas sekadar aspek materialistik.

Pengembangan tradisi Sedekah Laut perlu dilakukan dengan tetap memelihara esensi dan maknanya yang telah turun-temurun. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui berbagai unsur tradisi, seperti arak-arakan sesaji, pertunjukan seni, dan ritual-ritual yang dilakukan.

Selain itu, melibatkan generasi muda dalam kegiatan tradisi Sedekah Laut juga penting untuk memastikan bahwa warisan budaya ini tetap terjaga dan diapresiasi oleh generasi mendatang. Dengan melibatkan mereka, tradisi ini dapat terus hidup dan berkembang sesuai dengan konteks zaman yang terus berubah.

Terakhir, promosi tradisi Sedekah Laut sebagai warisan budaya yang berharga perlu ditingkatkan, baik secara lokal maupun internasional. Dengan meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini, diharapkan masyarakat akan semakin terdorong untuk mempertahankan dan melestarikan warisan budaya yang berharga ini untuk masa depan yang lebih baik.

Referensi

Afifah, K. R. (2019). Pandangan Negatif Masyarakat terhadap Tradisi Sedekah Laut di Rembang.

Utami, Ismi. (2020). SATUAN KEBAHASAAN PADA TRADISI SEDEKAH LAUT DI DESA TASIKAGUNG REMBANG : KAJIAN ETNOLINGUISTIK. Diakses pada 30 Maret 2024, dari https://lib.unnes.ac.id/41180/1/2111416028.pdf

Zidan, Ahmad. (2022). Sedekah Laut Di Rembang: Bergesernya Moralitas Adat Ke Materialisme Modern. Diakses pada 30 Maret 2024, dari https://komplek-el.com/sedekah-laut-di-rembang-bergesernya-moralitas-adat-ke-materialisme-modern/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun