(May Winarsih, K7110542)
Belajar bukanlah kata yang asing ditelinga kita, karena sering kali kita mendengar ataupun mengmengucapakan kata belajar. Bahkan kita pun sering melakukannya. Di mulai kita terlahir di dunia sampai detik ini. Semua yang kita lakukan, kita tahu, dan kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hasil dari kita belajar. Berjalan, berlari, menulis, membaca, berbicara, bernyanyi dan sebagainya. Bahkan tanpa kita sadari setiap hari kita belajar, dari hal-hal yang sangat sederhana sampai yang sukar sekalipun. Jadi, apakah yang dimaksud dengan belajar?
Sebagai seorang pelajar tentunya belajar adalah sesuatu yang harus dipenuhi , karena belajar itulah yang menjadi kewajiban kita. Bagi sebagian besar para pelajar termasuk mahasiswa, bahwa belajar itu membaca sambil menggaris bawahi kata atau kalimat-kalimat yang dianggapnya penting menggunakan ballpoint merah ataupun menggunkan stabilo, atau membaca sambil mendengarkan alunan musik dari kaset ataupun radio. Ada juga yang memebaca di kamar sendirian dengan pintu terkunci. Namun taukah anda bahwa hal-hal tersebut diatas bukanlah arti yang sebenarnya dari belajar?
Ya, hal tersebut adalah sebuah kebiasaan dalam belajar karena belajar bukanlah sebuah kebiasaan. Belajar yang sesungguhnya adalah sebuah perubahan sikap, tindakan, dan perilaku, dalam rangka mencari pengetahuan untuk merubah dari belum tahu menjadi tahu, belum paham menjadi paham, dan dari paham dapat menyalurkannya ke orang lain yang belum tahu dan belum paham.
Keadaan jasmani dan rohani yang sehat dan baik merupakan hal utama yang harus dipenuhi. Karena proses belajar sangat membutuhkan kondisi yang fit. Jadi, apabila kondisi jasmani maupun rohani kita sedang kurang fit, sebaiknya belajar ditunda. Karena jika dalam kondisi yang kurang fit tetap dipaksakan, maka hasil yang didapat dalam belajar kurang memuaskan. Konsentrasi sangat diperlukan dalam proses belajar karena otak akan mencerna dan menyimpannya, sehingga belajar tidak berjalan sia-sia. Kebosanan dan kejenuhan merupakan kendala yang dapat dialami oleh siapapun pada saat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut tentunya banyak sekalai cara yang dapat kita lakukan, diantaranya belajar tidak hanya sekedar membaca, namun dapat pula diselingi dengan praktik. Pada hakikatnya belajar akan lebih efektif jika tidak hanya tori saja, namun juga dengan penerapannya langsung. Sehinnga hasil yang diperoleh lebih optimal, dan si pelajar lebih mudah untuk mengingatnya. Karena belajar juga merupakan sebuah pengalaman. Karena itulah ada sebuah kata bijak yang bunyinya " belajar dari pengalaman ". Selain itu, ruang tempat belajar pun dapat difariasi, mungkin dari lokasi, dekorasi, ataupun suasana yang lebih cerah dan hidup. Dengan hal-hal tersebut dapat mengurangi kejenuhan dan kebosanan dalam belajar. Tidak juga belajar itu harus lama, karena ternyata belajar itu lebih efektif jika sedikit demi sedikit namun rutin dibanding belajar sistim borongan. Karena kebanyakan bagi pelajar mereka hanya belajar pada saat akan menghadapi ulangan saja. Bukan nilai bagus yang didapat, tapi justru ngantuk saat mngerjakan dan hasilnya kurang memuaskan. Pergunakanlah waktu belajar dengan baik, waktu belajar ya belajar, waktu istirahat ya istirahat dengan cukup, waktu libur ya libur. Sehingga otak tidak terus-menerus diforsir untuk bekerja mengolah data yang diperoleh.
Setelah mengetahui arti belajar dari uraian diatas, berikut ini adalah beberapa teori dalam belajar, yaitu : (1)Teori Behavioral, dalam teori ini terdapat beberapa prinsip yang meliputi classical conditioning, operant conditioning, pembentukan kebiasaan, dan peniruan / imitation. (2) Teori Kognitif, teori ini meyakini bahwa pengetehua itu dipelajari dari perubahan dalam pengetahuan yang menyebabakan adanya perubahan perilaku. (3) Teori Perkembangan Kognitif, dalam teori ini ada beberapa tahap perkembangan pikiran, yaitu tahap sensomotorik, preoperasional, operasional kongkrit, dan operasional formal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI