Mohon tunggu...
mayti handini
mayti handini Mohon Tunggu... -

Write it latter

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita

28 Februari 2015   19:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:21 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita bertemu di dunia yang sama sekali tidak pernah kita pijak bersama-sama.
Mengenal satu sama lain hanya dengan "nama".
Mengenal satu sama lain hanya dari "cerita"

Saat itu,
Tidak ada yang istimewa. Semua berjalan seperti biasa. Kamu dan dia, begitupun aku dengan hidupku.

Hingga entah kenapa.
Sesuatu yang ajaib terjadi.

Tiba-tiba aku membutuhkanmu layaknya aku membutuhkan udara.
Tiba-tiba aku membutuhkan semua sapaan hangatmu yang bahkan, lebih hangat dari sinar matahari yang menyentuh pipiku di pagi hari.
Berlebihankah?
Aku tidak peduli.
Masa.
Bodo.

Toh itu yang kurasakan saat ini.

Bodoh, jangan tertawa.
Aku tahu kau sedang membaca ini. Ah, biar kutebak, senyum manis pasti terukir di wajahmu saat ini.

Membayangkannya saja, sayang..
Membuat jantungku berdebar.

Sssttt-
Tampar aku.
Aku butuh sebuah tamparan bahwa aku sedang bermimpi.
Ya, mimpi memilikimu, salah satunya.
Mimpi bisa memelukmu, itu point kedua.
Eng.. Mimpi mengecupmu? Itu.. Rahasia.

Kita.
Kata yang sangat sederhana.
Namun saat ini, yang ada hanya aku - dan - kamu.

Tenang, imamku.
Aku akan menunggu sampai saat itu tiba, dan .. "Kita" akan benar-benar ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun