Mohon tunggu...
Maysha Anticha Ayu
Maysha Anticha Ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Saya adalah mahasiswa S1 Akuntansi di Trisakti School of Management dengan konsentrasi Audit.

Saya adalah mahasiswa S1 Akuntansi di Trisakti School of Management dengan konsentrasi Audit. Saya memiliki minat dan pengetahuan pada bidang audit dan akuntansi. Disamping itu saya juga memiliki minat pada bidang fashion.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi untuk Membangun True Grit, Kunci Ketangguhan dan Keberhasilan dalam Kepemimpinan

19 Juli 2024   20:31 Diperbarui: 19 Juli 2024   20:47 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepemimpinan yang sukses dalam organisasi tidak hanya tergantung pada keterampilan dan pengetahuan teknis, tetapi juga pada karakteristik pribadi yang mendasar. Salah satu karakteristik penting yang membedakan pemimpin yang berhasil adalah true grit. Dalam bukunya yang berjudul The Leadership Experiencce, Richard L Daft menjelaskan bahwa true grit mengacu pada semangat dan ketekunan seseorang untuk mencapai tujuan jangka panjang. Ini mencakup kemampuan untuk tetap berkomitmen dan gigih meskipun menghadapi tantangan, kritik, penolakan, kesulitan, dan bahkan kegagalan. Grit bukan hanya tentang memiliki tujuan, tetapi juga tentang memiliki keberanian dan ketekunan untuk terus maju menuju tujuan tersebut.

Richard L Daft juga memaparkan bahwa true grit diperlukan oleh seorang pemimpin untuk tetap bertahan saat menghadapi kesulitan, sehingga dapat berhasil dalam melaksanakan perubahan yang signifikan. Lantas bagaimana cara untuk membangun true grit dalam diri kita? Berikut ini kita akan membahas bagaimana cara seseorang untuk membentuk dan membangun true grit.

  •  Mengembangkan Self-Awareness 

Langkah pertama dalam membangun true grit adalah pengembangan self-awareness atau kesadaran diri. Pemimpin yang memahami diri mereka sendiri, termasuk kekuatan dan kelemahan mereka, lebih mampu mengatasi blind-spots dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Self-awareness memungkinkan pemimpin untuk menerima dan memperbaiki kekurangan mereka, yang merupakan langkah penting dalam mempertahankan ketekunan dalam jangka panjang.

  • Memahami dan Mengelola Kepribadian

Kepribadian adalah serangkaian karakteristik dan proses yang mendasari pola perilaku yang stabil. Pemimpin yang efektif harus memahami perbedaan kepribadian dalam tim mereka dan diri mereka sendiri. Ini membantu dalam memaksimalkan efektivitas individu dan kolektif. Memahami kepribadian juga berarti mengenali kapan dan bagaimana menyesuaikan pendekatan untuk tetap konsisten dalam mencapai tujuan.

  • Mengembangkan Konsistensi dan Ketekunan

Dalam bukunya yang berjudul The Leadership Experiencce, Richard L Daft juga memaparkan bahwa skala dari true grit terdiri dari dua komponen utama: konsistensi minat (consistency of interest) dan ketekunan dalam berusaha (perseverance of effort).  

Bayangkan seorang pelaut yang berlayar melintasi samudra luas. Pasti tujuannya adalah untuk mencapai pulau seberang. Untuk mencapai tujuannya, ia harus konsisten terhadap tujuan tersebut dengan menjaga kompasnya tetap terarah, dan terus tekun dalam berusaha sehingga tujuannya itu tidak akan terpengaruh oleh badai atau ombak yang menghadang.

Begitu pula seorang pemimpin. Ia harus memiliki tujuan yang jelas dan konsisten akan tujuannya tersebut. Tujuan ini akan menjadi bintang penuntun yang selalu mengarahkan langkahnya. Namun, perjalanan menuju tujuan tidak selalu mulus. Pasti akan ada rintangan, kegagalan, bahkan kritik yang menghampiri. Di sinilah pentingnya ketekunan. Seorang pemimpin yang gigih tidak akan mudah menyerah. Ia akan bangkit kembali setelah jatuh, belajar dari kesalahan, dan terus melangkah maju.


Untuk mengembangkan kedua aspek ini, pemimpin harus:

1. Menetapkan Tujuan yang Jelas dan Realistis. Tujuan yang jelas memberikan arah dan fokus sedangkan tujuan realistis memastikan bahwa pemimpin dan tim tetap termotivasi dan tidak mudah putus asa.

2. Mengelola Fokus dan Perhatian. Hal tersebut dapat dilakuakn dnegan menghindari gangguan dan menjaga fokus pada proyek yang membutuhkan waktu lama atau yang diprioritaskan untuk diselesaikan adalah kunci untuk mempertahankan konsistensi minat.

3. Mengatasi Kemunduran dengan Kegigihan. Seorang pemimpin harus menghadapi kegagalan dan kritik dengan sikap positif dan tekad untuk terus maju. Belajar dari kemunduran dan menggunakan pengalaman tersebut untuk perbaikan adalah bagian dari proses ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun