AKSI NYATA BUDAYA POSITIF
MODUL 1.4
Pendidikan Guru Penggerak
Oleh Miftahur Rohmah
CGP Angkatan 4
Latar Belakang
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.
KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu “ menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.
KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut “Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman.
Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat[1]sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)
Ki Hadjar Dewantara Semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan berdasarkan kesusilaan manusia ini yang akhirnya menjadi tema besar kebijakan pendidikan Indonesia saat ini, Merdeka Belajar.
Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga memperkuat tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Kedua semangat ini yang kemudian memunculkan sebuah pedoman, sebuah penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia. Pedoman tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).
Profil Pelajar Pancasila adalah pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai- nilai pancasila.
Berdasarkan hakikat pendidikan menurut KHD dan pemerintah mencanangkan penguatan profil pelajar pancasila, maka kita sebagai guru bertugas melaksanakan proses pendidikan yang maksimal dengan berawal menciptakan budaya positif di sekolah guna mencapaii karakter Profil pelajar pancasila sesuai harapan kita semua.
Budaya Positif
Budaya positif adalah cara meningkatkan interaksi antara guru dengan murid kearah yang positif dan menumbuhkan pembiasaan budaya positif di sekolah.
Untuk menerapkan pembiasaan budaya positif di sekolah diperlukan komunikasi dua arah antar semua pemangku kepentingan, karena konsekuensi bersama terhadap semua aturan dalam rangka penerapan budaya positif tidak akan berhasil tanpa kesadaran penuh dari masing-masing individu.
Untuk itu perlu kesepakatan bersama di dalam kelas untuk lingkup satu dalam guru,jika kesepakatan sekolah berlaku untuk semua pemangku kepentingan sekolah.
Tindakan yang dilakukan
Tujuan Aksi Nyata
Tujuan tindakan aksi nyata ini adalah menerapkan budaya positif dikelas maupun di lingkungan sekolah sehingga dapat menumbuhkan karakter baik pada peserta didik serta memberi bekal pengalaman belajar pada guru dan peserta didik agar selalu dapat menjaga motivasi untuk tetap semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pembiasaan penerapan budaya positif ini bertujuan agar dapat membentuk karakter peserta didik kearah yang lebih baik serta mampu memiliki nilai-nilai dari profil pelajar pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik masa sekarang dan masa yang akan datang.
Dalam melakukan aksi nyata penerapan budaya positif disekolah saya selalu mengontrol kegiatan supaya tetap terarah agar saya dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan yang sudah saya dilakukan.
Maka tolak ukur yang saya gunakan adalah terbentuknya 'keyakinan kelas' yang dilakukan bersama peserta didik dalam hal ini guru dan siswa harus konsisten untuk menjalankan kesepakatan kelas yang sudah dibuat dan disepakati bersama, serta memotivasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan untuk menumbuhkan karakter baik dalam diri peserta didik.
Dukungan yang Dibutuhkan
Untuk dapat mewujudkan rancangan tindakan aksi nyata, saya tidak dapat melakukannya sendiri, saya membutuhkan dukungan semua pemangku kepentingan yang terlibat di lingkungan sekolah seperti dukungan dari kepala sekolah, rekan guru dengan berkoordinasii bersama untuk keberhasilan penerapan budaya positif sesuai dengan yang direncanakan.
Kemudian dukungan dari orang tua merupakan sumber yang terpenting dalam pembentukan karakter siswa. Perlunya kerjasama antara guru dengan orang tua untuk menyamakan persepsi dalam mengontrol perkembangan peserta didik dirumah dan lingkungannya.
Pembelajaran yang di dapat
Dalam pelaksanaan aksi nyata penerapan budaya positif disekolah Alhamdulillah saya mendapat dukungan penuh dari kepala sekolah dan rekan sejawat bahkan dari orang tua peserta didik. Walaupun dalam penerapannya saya masih menemui beberapa hambatan karna setiap peserta didik memiliki karakter yang beragam, kemudian adaptasi dari budaya lama ke budaya baru sangat membutuhkan proses dan waktu.
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan butuh pembiasaan yang konsisten agar peserta didik termotivasi menerapkan dillingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah. Namun dalam penerapan aksi nyata peserta didik sangat antusias dan ikut bermotivasi untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik, karna dalam hal ini usulan, ide beserta harapan peserta didik dapat terwujudkan dan peserta didik merasa didengarkan dan suasana belajar lebih efektif.
Demikian paparan Aksi Nyata penerapan budaya positif di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H