Mohon tunggu...
Maysarah Intan Lestari
Maysarah Intan Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seseorang yang menyukai Matematika dan hal yang berbau scientist.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecurangan Pelaksanaan SNBT atau SBMPTN

9 Mei 2024   07:57 Diperbarui: 9 Mei 2024   08:00 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seperti yang kita ketahui, bahwa jalur masuk perguruan tinggi negeri sangatlah beragam, salah satunya adalah SNBT atau dulu dikenal dengan SBMPTN. Tidak dipungkiri, dari tahun ke tahun jumlah peserta yang mengikuti jalur tes ini meningkat terus, hal itu juga sebanding dengan kecurangan para peserta yang ikut meningkat. Walaupun setiap tahun pemerintah mengeluarkan sanksi bagi mereka yang melakukan kecurangan, tetapi tetap saja dari tahun ke tahun pasti ada saja setidaknya oknum-oknum yang ketahuan melakukan kecurangan.

            Kecurangan ini tidak hanya dilakukan oleh peserta saja, tetapi juga ada bimbingan belajar yang ikut andil terhadap kecurangan ini, bahkan ada juga panitia atau staff di lokasi pelaksanaan ujian tersebut yang membantu peserta untuk berbuat kecurangan. Kecurangan ini biasa dilakukan oleh mereka yang memilih jurusan yang keketatannya tinggi seperti kedokteran dan hukum serta mereka yang mempunyai uang tetapi tidak percaya diri terhadap kemampuannya sendiri. Kecurangan yang sering terjadi dari tahun ke tahun biasanya seperti menjoki, membawa HP, membawa alat bantu dengar, dan memotret soal.

            Biasanya setelah pelaksanaan hari pertama ataupun hari kedua ujian tersebut, akan ada banyak sekali bocoran soal-soal yang beredar. Hal ini kerap kali di bocorkan oleh para guru bimbingan belajar yang masih ada kesempatan untuk ikut ujian ini dan menyamar menjadi peserta. Hal ini berguna untuk membuat para siswanya memiliki peluang lebih besar untuk lolos SNBT atau SBMPTN setelah mendapatkan bocoran atau contekan soal. Dan yang lebih parahnya ada beberapa oknum yang memperjualbelikan soal-soal ini, entah itu memang benar-benar soal yang asli atau palsu.

            Kecurangan ini tidak berhenti sampai disitu saja, seperti yang terjadi pada pelaksanaan SNBT di tahun 2023 kemarin ada peserta yang berpura-pura menjadi tuna rungu dan membawa alat bantu dengar. Penderita tuna rungu saja ingin mendengar layaknya manusia biasa ,tetapi pelaku ini malah berpura-pura menjadi tuna rungu hanya untuk masuk ke PTN dan jurusan yang ia mau. Memang masuk ke PTN dan jurusan yang kita mau bukanlah hal yang mudah, tetapi tidak sepatutnya sampai berpura-pura menjadi tuna rungu untuk membawa alat bantu dengar yang gunanya untuk membantu kita dalam mengerjakan soal-soal tersebut. Hal ini sangat amat merugikan peserta lain yang mengerjakannya dengan jujur dan bersungguh-sungguh untuk mengejar impiannya.

            Masih di tahun yang sama, banyak peserta yang ketahuan membawa HP ke dalam ruangan ujian. Padahal di peraturan tertulis maupun yang dibacakan oleh pengawas disebutkan tidak boleh membawa barang elektronik sekalipun kalkulator pun tidak diperbolehkan membawanya. Tetapi di beberapa lokasi ujian banyak peserta yang tertangkap membawa HP yang dipasang di belakang kemeja mereka guna membantu mereka untuk memotret soal dan membantu mereka dalam mengerjakan soal-soal tersebut. Biasanya modus ini sering kali digunakan oleh guru bimbingan belajar untuk memotret soal-soal dan menyebarluaskannya ke murid les tersebut.

            Modus kecurangan yang tidak akan pernah hilang seperti penjoki merupakan kecurangan yang paling merugikan peserta lain yang mengerjakannya dengan jujur. Bisa dibayangkan kita mengerjakan dengan sungguh-sungguh kalah dengan orang yang menyewa penjoki dan orang tersebut lolos SNBT di PTN dan jurusan yang dia mau karena menjoki ke orang yang sudah menguasai materinya. Banyak penjoki yang terang-terangan menawarkan jasa mereka di grup-grup yang membahas perihal ujian ini. Dan bahkan dari mereka menaksirkan tarif yang relatif murah untuk seukuran joki SNBT.

            Kecurangan ada dimana-mana lantas bagaimana tanggapan pemerintah soal ini? Dari tahun ke tahun sanksi sudah dibuat dan diberatkan untuk peserta yang ketahuan melakukan kecurangan, tetapi kecurangan ini seperti sudah tradisi turun-temurun yang sulit dihilangkan oleh masyarakat Indonesia, dari Masyarakat Indonesianya lah yang harus berubah untuk menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan bersungguh-sungguh untuk mencapai impian yang kita inginkan. Mengejar PTN dan jurusan yang kita mau memang sangat sulit apalagi dengan banyaknya pesaing yang kita hadapi nantinya serta kuotanya yang sedikit, tetapi hal ini bukan menjadi alasan kita untuk melakukan tindakan kecurangan ini. Dari mau masuk ke perguruan tinggi saja sudah curang, lantas bagaimana nanti jika mau masuk ke dunia pekerjaan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun