Mohon tunggu...
Maysa NurulHidayati
Maysa NurulHidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

Dengan hobi memasak & menulis dengan minat berbisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Syarat Sah, Rukun dan Unsur dalam suatu Perjanjian (Akad) Syari'ah

20 Mei 2024   10:21 Diperbarui: 20 Mei 2024   10:32 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam berhubungan dengan orang lain antara satu dengan yang lain akan terjadi sebuah interaksi. Suatu perkataan mengacu pada perjanjian dia pihak atau lebih yaitu apabila seseorang mengadakan sebuah janji kemudian ada orang lain yang menyetujui janji tersebut, hal tersebut dinamakan perikatan/ akad. Dalam ranah penyelesaian sengketa, perjanjian atau akad syariah memegang peranan penting.  Akad yang sah dan sesuai ketentuan Islam dapat menjadi landasan kuat untuk menyelesaikan perselisihan. 

Perjanjian, yang disebut juga akad dalam Islam, adalah kesepakatan antara dua pihak atau lebih untuk saling mengikat diri dalam urusan tertentu.  Akad yang sah menurut syariah Islam memiliki konsekuensi hukum yang mengikat para pihak, serta mengandung tanggung jawab vertikal kepada Allah SWT dan horizontal kepada sesama manusia. Perjanjian diatur dalam pasal 1313 KUHPerdata bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih yang dapat menimbulkan suatu hubungan hukum (hak-hak dan kewajiban) yang melibatkan dua orang atau lebih dalam sebuah kesepakatan. 

Artikel ini akan membahas tentang perjanjian (akad) dalam hukum Islam, meliputi syarat sahnya, rukun, dan unsur-unsurnya.

Syarat Sah Perjanjian (Akad):

• Kesepakatan Para Pihak (Ijab dan Kabul): Kedua belah pihak yang berakad harus saling sepakat dan ridha (menerima) terhadap objek dan ketentuan perjanjian. Kesepakatan ini biasanya dinyatakan melalui ucapan ijab (penawaran) dan kabul (penerimaan).

• Kecakapan untuk Melakukan Perbuatan Hukum: Para pihak yang berakad harus cakap hukum, artinya mereka dewasa, berakal sehat, dan tidak berada dalam pengampuan.

• Objek Perjanjian yang Jelas dan Halal: Objek perjanjian harus jelas identitasnya, bisa diserahkan, dan pemanfaatannya tidak bertentangan dengan syariah Islam.

• Sebab yang Halal: Maksud atau tujuan perjanjian harus dibenarkan dalam Islam dan tidak mengandung unsur yang dilarang, seperti riba (bunga) atau gharar (ketidakjelasan).

Rukun Perjanjian (Akad):

Para ulama memiliki pandangan berbeda terkait rukun perjanjian. Mazhab Hanafi berpendapat rukun akad hanya satu, yaitu shigat (ucapan ijab dan kabul). Sementara mazhab lainnya memasukkan pihak yang berakad (aqidain) dan objek akad (mahall) sebagai syarat, bukan rukun.

Unsur-unsur Perjanjian (Akad):

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun