Mohon tunggu...
Mayra Natalia 41220110009
Mayra Natalia 41220110009 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mayra Natalia_41220110009_Fakultas Teknik_Jurusan Arsitektur Pendidikan Anti Korupsi & Etik UMB (Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Diskursus Sigmund Freud dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

24 November 2024   01:01 Diperbarui: 24 November 2024   01:02 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ketika ego, yang berfungsi sebagai mediator, gagal menyeimbangkan kedua komponen ini, perilaku manipulatif dan tidak etis seperti korupsi cenderung muncul.

Selain itu, lingkungan yang permisif terhadap pelanggaran, seperti sistem hukum yang tidak konsisten atau budaya kerja yang mendukung penyimpangan, memberikan ruang bagi individu untuk melegitimasi tindakan korupsi mereka. 

Lingkungan semacam ini tidak hanya mengurangi efek pengendalian superego tetapi juga memperkuat impuls destruktif dari id, sehingga perilaku koruptif semakin mengakar. 

Hal ini menunjukkan bahwa korupsi bukan hanya masalah moral individu, melainkan juga hasil dari interaksi kompleks antara psikologis dan lingkungan sosial yang mendukung penyimpangan.

pribadi
pribadi

Penjelasan:

  • Ego berada di tengah, mencoba menyeimbangkan pengaruh Id (dorongan primal) dan Superego (moralitas).
  • Lingkungan yang permisif terhadap pelanggaran serta budaya korupsi yang melemahkan moral memberikan tekanan besar pada Ego, membuatnya sulit mengendalikan dorongan Id.
  • Akibatnya, Ego gagal mempertahankan keseimbangan, mendorong perilaku koruptif.

C.Analisis Solusi

ini mendalami bagaimana pendekatan psikoanalitis Sigmund Freud dapat diterapkan untuk menangani fenomena korupsi melalui tiga langkah utama, yaitu pencegahan, pemberantasan, dan rehabilitasi sistemik. Setiap langkah ini dirancang untuk memahami dan memengaruhi dinamika kepribadian individu serta lingkungan sosial yang mendukung perilaku koruptif.

1. Pencegahan: Menggunakan Pendidikan Moral untuk Memperkuat Superego

Pendekatan pencegahan menekankan pentingnya pembentukan superego sejak usia dini. Superego, yang berperan sebagai panduan moral dalam teori Freud, berkembang melalui internalisasi nilai-nilai dan norma-norma sosial. Pendidikan moral sejak masa kanak-kanak berfungsi untuk memperkuat superego sehingga individu lebih mampu menahan dorongan impulsif dari id, seperti keinginan akan kekuasaan atau kekayaan tanpa batas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun