Berdasarkan data tersebut, mulai dari era Gen X hingga Gen Z (1965 - 2010), yang dimana mereka lah yang paling aktif pada dunia media sosial dan internet, lebih cenderung memilih pasangan Prabowo-Gibran.
Selain itu, Direktur Eksekutif SPIN, Igor Dirgantara, mewanti-wanti bahwa masyarakat yang dulunya bersuara untuk Jokowi kala Pilpres 2019 lalu, cenderung memiliki kemungkinan untuk memilih pasangan Prabowo-Gibran. Para masyarakat menganggap bahwasanya keberadaan Gibran pada Koalisi Indonesia Maju bersama dengan Prabowo dapat dilihat sebagai sosok seorang Jokowi kedepannya.
Ia juga berpendapat dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, bahwa elektabilitas yang dimiliki oleh Prabowo semakin mempumpuni dengan adanya Gibran sebagai pasangannya. Ia juga berpendapat bahwa kontribusi yang diberikan Gibran adalah yang terbesar jika dibandingan dengan dua cawapres lainnya, dimana Gibran berhasil memberikan kontribusinya sebesar 2,7 persen, sedangkan Mahfud dan Muhaimin hanya memberikan kontribusi sebesar 0,4 persen dan 0,2 persen saja. Dijelaskan juga bahwa Gibran memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk dapat terus menaikan jumlah itu yang kini sedang berada dalam elektabilitas mencapai 43 persen.
Namun, menurut Ketua DPP PDIP Â Bidang Luar Negeri, Ahmad Basarah, menyatakan bahwa saat Gibran memutuskan untuk mencalonkan dirinya sebagai calon wakil presiden, menurut etika politik, Gibran telah "dianggap" keluar dari PDIP sendiri padahal belum diterbitkan surat resminya.
"Jadi tanpa adanya surat resmi pemberhentian Mas Gibran dari DPP, maka sesungguhnya secara etika politik dari dalam hatinya dan dari penilaian publik, Mas Gibran sudah keluar dari PDIP itu sendiri," lanjutnya.
Namun jika dilihat kembali dengan jumlah suara dari berbagai hasil survei saat ini, jika PDIP menganggap Gibran keluar, hal ini tentu akan menjadi kesempatan emas yang disia-siakan
Sementara Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Keamanan, Puan Maharani, ia tidak memberikan pendapat apapun mengenai hal itu, ia hanya berpendapat bahwa turunnya elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi pada partainya. Namun ia  meyakini bahwa pernyataan yang diberikan oleh Ganjar belakangan ini telah sesuai berdasarkan data.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menjelaskan bahwa apa yang dipaparkan dari hasil survei saat ini juga belum dapat menjadi suatu acuan pasti terkait hasil pemilu 2024 mendatang. "Toh survei akan berlangsung terus menerus untuk mengecek pergerakan suara. Siapa yang mengira termasuk saya, saya sendiri tidak mengira setelah pendaftaran  Prabowo-Gibran, ternyata suara Pak Prabowo malah naik" tambahnya di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu (29/11/2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H