Mohon tunggu...
Maydelin Tandipuang
Maydelin Tandipuang Mohon Tunggu... Fulltime Freelancer -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbagai Ilmu Fotografi di UPH Festival 25 bersama Ahmad Zaki

29 Agustus 2018   09:56 Diperbarui: 29 Agustus 2018   10:10 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

UPH Festival 25 memasuki hari kedua, Kamis, 16 Agustus 2018. Bertempat di Gedung C Lantai 4, UPH mengadakan acara Teachers Seminar yang dihadiri para guru sekolah sebagai peserta. Ahmad Zaki, fotografer senior yang juga aktif sebagai Program Monitors di NHK TV Japan, hadir sebagai pembicara acara yang bertema fotografi ini.

Topik "Foto berita" dipilih untuk mengakomodasi kebutuhan para guru di era saat ini yang sangat dekat dengan sosial media (sosmed). Tujuan dari seminar ini adalah untuk memberikan pengetahuan secara umum tentang foto berita kepada para guru sehingga dapat menyebarkan hal-hal positif. 

Sebagaimana diketahui, foto berita  adalah suatu usaha atau pekerjaan foto yang meliputi perencanaan, peliputan, pengeditan, dan penyebaran. Zaki menyebutkan dua buah jenis foto berita, yaitu yang direncanakan dan yang tidak direncanakan. Yang direncanakan berfokus pada foto benda mati, misalnya arsitektur UPH, sedangkan yang tidak direncakanan adalah peristiwa yang terjadi, seperti gempa Lombok yang baru-baru ini terjadi.

Zaki juga menekankan bahwa dalam melakukan kegiatan foto berita, ada hal-hal yang perlu dihindari, yaitu foto yang menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) dan foto yang sadis. Foto yang sadis misalnya menampilkan wajah korban kecelakaan yang berdarah-darah. Sayangnya, hal ini saat rentan terjadi, apalagi sekarang zamannya orang senang mem-forward foto di media sosial tanpa melakukan re-check.

Hal ini sekaligus untuk mengedukasi para guru tentang etika foto berita. Hal ini disebabkan karena di Indonesia sendiri ada etika dan kode etik dalam mempublikasikan foto."Karena satu foto lebih kuat daripada 1000 kata, jadi harus hati-hati dalam mem-forward foto," tambah Zaki. Mengingat foto merupakan konten yang paling banyak dibagikan melalui sosmed, sehingga pemahaman tentang bagaimana mengemas foto yang akan dibagikan sebagai sebuah berita, sangat penting. (it)

Berikut testimoni dari peserta Teachers Seminar ini:

  • Budi Wijaya Lesmana (guru IT dari BPK Penabur Sukabumi): "Kalau saya sih memang suka bidang fotografi. Akhirnya melalui acara ini, saya dapat ilmu banyak sekali, misalnya tentang cara pengambilan gambar. Pematerinya dalam penyampaiannya cukup menarik dan memahami apa yang ingin disampaikan. Jadi dari materi yang disampaikan pembicara juga sangat berguna buat saya, dan ini pun bisa saya implementasikan pada siswa. Misalnya seperti mereka bisa buat foto untuk dijadikan poster atau membuat desain, seperti yang tadi ditampilkan oleh mahasiswa Desain UPH. Saya memang mengajar IT, jadi ini merupakan ilmu baru bagi saya, yaitu mengenai fotografi, desain, dan jurnalistik. Di BPK Penabur Sukabumi juga ada kegiatan ekstrakulikuler Sinematografi, sehingga materi ini bisa saling melengkapi. Tema fotografi ini juga sesuai kebutuhan dan membuat saya antusias mengikutinya. Ini sudah kedua kali saya berkunjung ke UPH Festival, dan bagi saya UPH ini universitas yang cukup menarik. Dengan UPH Festival, jadinya kita tidak hanya melihat dari sisi akademik siswa, tapi juga dari sisi prestasi olahraga maupun kemampuan desainnya. Alumni dari BPK Penabur Sukabumi sendiri juga ada yang masuk UPH."
  • Aditya Wiranata (Guru Matematika dari SDH Daan Mogot): "Tema tentang fotografi ini baru buat saya, dan saya ingin tahu tentang hal tersebut. Dari acara ini saya jadi lebih mengerti tentang teknik-teknik pengambilan gambar, lalu cara membuat caption yang benar seperti apa. Jadi bisa saya pakai untuk mengasah hobi saya, yaitu foto-foto untuk koleksi pribadi atau untuk sosial media. Lewat foto kita bisa lakukan sesuatu yang bermakna, apalagi bila ditambahkan dengan kata-kata (dalam bentuk caption, red), sehingga saya dapat menjadikan foto sebagai  media untuk menyebarkan hal-hal positif."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun