ini tentangmu,
sekeping hati yang indah.
pikiranmu yang polos dan murni, menggodaku untuk menjahilimu.
ingatkah kau di hari bergerimis itu, berdua di dalam gelembung kita, tiba-tiba aku ingin menciummu.
dan kau melolong seperti anak kecil, "hentikan, aku tak bisa meruntuhkan rumah kacamu!"
ya, kau tak akan pernah bisa. meski aku mencintaimu, dengan caraku sendiri.
aku hanya perlu tahu, kenapa kau marah, ingin tahu, dan tidak percaya, atau penasaran...
itu seperti menyerahkan satu-satunya nyawa yang kumiliki, ketika kuputuskan untuk mempercayaimu.
bahkan setelah sekian waktu, dan kita saling berhenti bicara...
i miss you, sweetheart.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H