Bandung - Tepat satu bulan yang lalu, masyarakat Cianjur, Jawa Barat menjadi korban gempa bumi pada hari Senin (21/11/22) dalam kejadian ini banyak sekali korban jiwa dalam peristiwa gempa bumi Cianjur.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pemicu gempa bumi Cianjur adalah patahan atau Sesar Cugenang. Ini adalah sesar yang baru teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG," ungkap Dwikorita dalam Konferensi Pers di Jakarta, pada Kamis (8/12/22). Dwikorita menyebut, karena jalur patahannya ada di wilayah Cugenang maka dinamakan Sesar Cugenang.
Area sesar Cugenang seluas kurang lebih 9 kilometer persegi tersebut dinyatakan sebagai zona yang berbahaya untuk ditempati.Â
Di awal-awal terjadinya bencana gempa bumi ini, Cianjur mengalami gempa susulan yang sangat intens dan guncangan yang lumayan besar sehingga membuat masyarakat Cianjur panik dan tidak tenang dalam beberapa hari.
Bahkan hingga Kamis tanggal (15/12/22) pukul 15.00 WIB terjadi 418 kali gempa bumi susulan (BMKG).
Dampak dari gempa bumi ini mengakibatkan banyaknya rumah-rumah yang hancur, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, rumah ibadah juga hancur, serta memakan banyak korban dan tidak sedikit juga jalanan yang retak karena tidak kuatnya menahan guncangan dari gempa bumi.
Dilansir dari akun Instagram BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Cianjur pada Kamis (15/12/22) pukul 17.00 WIB lonjakan korban jiwa meninggal dunia menjadi 602 jiwa, 8 jiwa masih dalam tahap pencarian, 593 jiwa luka berat kumulatif, 27 jiwa masih dirawat di Rumah Sakit Cianjur dan 114.683 jiwa mengungsi. Sementara untuk data kerusakan-kerusakan lainnya, terdapat di 16 kecamatan dan 169 desa terdampak.
Selain tentang update-an korban jiwa, dalam postingan Instagram BPBD Kabupaten Cianjur juga mencantumkan donasi yang terkumpul yaitu kurang lebih 21.000.000.
Para tenaga medis dan relawan-relawan dari beberapa daerah masih banyak yang berdiam di Cianjur untuk membantu para korban gempa bumi.
Jumlah korban jiwa di Cianjur akibat gempa bumi semakin tinggi, banyak korban yang belum tercatat di dalam data, beberapa orang masih dalam tahap pencarian dan kerusakan-kerusakan lainnya yang belum sepenuhnya bisa diatasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI