Remaja masa kini mungkin lebih tertarik pada sosial media dan internet untuk menghabiskan waktu luangnya. Tak sedikit remaja lebih menyukai topik-topik yang membahas mengenai fashion dan gaya hidup kekinian. Remaja minim mencari tahu topik gizi dan kesehatan karena merasa topik ini membosankan dan kurang bermanfaat. Sebagai remaja saya merasakan hal yang sama juga. Namun, saya mulai tertarik hingga terbiasa mengikuti perkembangan mengenai topik kesehatan khususnya gizi dan saya ingin teman-teman lainnya juga demikian. Bagaimanapun kita merupakan aset penting sebagai penerus masa mendatang dan kita haruslah sehat untuk menjadi orang-orang besar nantinya.
Sebenarnya tubuh kita merupakan teknologi yang sangat canggih, loh! Kita pasti kadang sulit mendeskripsikan bagaimana cara kita bisa bertumbuh dan berkembang menjadi remaja sampai sekarang dan bingung juga bagaimana makanan yang kita konsumsi bermanfaat bagi pekembangan dan pertumbuhan tubuh kita.
Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, salah satu hal yang paling berperan besar terhadap tubuh remaja adalah zat besi. Zat besi adalah salah satu mineral alami yang terkandung di dalam makanan dan tersedia pula dalam bentuk suplemen. Zat besi menjadi komponen utama dari pembentukan hemoglobin, yaitu bagian dari sel darah merah. Zat besi juga memiliki peran dalam proses metabolisme tubuh, pertumbuhan dan perkembangan fungsi normal sel-sel tubuh, serta pembentukan hormon dan jaringan ikat. Jika tubuh kekurangan zat besi, maka akan menimbulkan beberapa gangguan penyakit salah satunya anemia.
Anemia adalah suatu kondisi rendahnya kadar Hb dibandingkan dengan kadar normal, yang menunjukkan kurangnya jumlah sel darah merah yang bersirkulasi. Anemia bisa terjadi pada bayi maupun balita, remaja, dan ibu hamil dan menyusui. Angka anemia pada remaja berkisar 15% yang tentunya dapat mempengaruhi masalah mal nutrisi dan terlebih masalah yang menjadi perhatian  adalah stunting. Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Contoh dari gejala anemia adalah kelompak mata pucat, kulit pucat, sakit kepala, tidak nafsu makan, kelemahan otot (mudah lelah), dan pembesaran limpa. Anemia mengakibatkan daya tahan tubuh melemah yang dapat mempengaruhi kebugaran, prestasi, kinerja pada anak remaja. Oleh sebab itu, pemerintah telah mencangkan program bagi remaja untuk mengatasi mata rantai masalah gizi dan anemia. Misalnya pemerintah melalui puskesmas mendatangi sekolah-sekolah untuk memberikan sosialisasi mengenai anemia dan juga memberikan pil penambah darah kepada remaja perempuan.Â
Selain itu sekolah juga turut mengatasi masalah gizi dan anemia dengan melaksanakan bulan imunisasi, promosi MJAS (Sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah), serta PMT (Pemberian Makanan Tambahan) anak sekolah. Orangtua juga perlu mengedukasi dan menyediakan asupan gizi yang cukup bagi anak. Setiap hari anak harus diberi sumber protein, lemak, energi, karbohidrat, serat, zat besi, dan air yang cukup dan sesuai dengan AKG (Angka Kebutuhan Gizi).
Penyebab utama anemia pada remaja adalah kurangnya asupan makanan akibat dominasi pangan nabati, asupan protein dan energi yang rendah, dan defisit energi, protein, dan micronutrient. Selain itu anemia disebabkan juga oleh suatu infeksi atau penyakit kronis. Faktor-faktor asupan pada anemia kurang zat besi terbagi menjadi asupan zat besi yang rendah terutama zat heme, kurangnya asupan vitamin C, konsumsi sumber fitat dan sumber tannin yang berlebih, serta menjalankan diet yang tidak seimbang.
Dengan begitu dapat disimpulkan, asupan makanan dan gizi anak remaja harus lebih diawasi dan dipastikan sudah cukup. Tubuh remaja setidaknya membutuhkan beberapa gizi untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang baik, misalnya protein, vitamin, kalsium, mineral, khususnya zat besi. Sumber makanan yang kaya zat besi misalnya bayam, tiram, dan hati. Makanan yang mengandung zat besi dapat diperoleh juga dari kacang-kacangan, kedelai, dan sereal. Jangan lupa juga mengonsumsi vitamin C dari buah-buahan dan sayuran seperti brokoli, kol, jambu, kiwi, pepaya, stroberi, dan jeruk.Â
Dengan menjaga asupan makanan dan gizi, kita sebagai remaja bisa terbebas dari berbagai macam penyakit. Tubuh juga akan lebih berenergi dan bugar dalam menggapai mimpi dan prestasi. Ajak teman yang lain juga untuk mulai hidup sehat. Jangan ragu untuk mengedukasi teman-teman kita yang belum paham mengenai anemia. Demi kebaikan diri sendiri dan bersama, yuk mulai hidup sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H