Mohon tunggu...
Maya Sari dan Wardatul Aini
Maya Sari dan Wardatul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Biologi ,Universitas Andalas

Mahasiswa Biologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

"Tolong Selamatkan Habitatku"

12 Januari 2022   13:05 Diperbarui: 17 Januari 2022   15:19 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis satwa, flora, dan fauna. Salah satu satwa yang ada di Indonesia yaitu owa ungko (Hylobates agilis). Owa ungko merupakan sejenis kera arboreal yang termasuk ke dalam suku Hylobatidae merupakan jenis satwa primata yang ada di Indonesia. Di dunia terdapat kurang lebih 200 jenis primata,40 jenis atau hampir 25 % diantaranya hidup di Indonesia.Ada banyak jenis owa ungko yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia diantaranya ada owa jawa (Hylobates moloch), ungko kalimantan atau kalaweit (Hylobates albibarbis). Persebaran habitat owa ungko terdapat di semenanjung Malaysia, Thailand dan juga di Indonesia tepatnya di pulau Sumatra dan Kalimantan. 

Owa ungko secara lokal disebut dengan ungko atau wau-wau termasuk jenis owa yang berukuran kecil, secara karakteristik memiliki panjang badan sekitar 400-500 mm, memiliki berat badan berkisaran antara 5-7 kg, dan memiliki warna bulu hitam sedikit kemerahan dan juga terdapat bulu berwarna putih di samping pipi dan alis warna putih bagi owa jantan.

Satwa owa ungko (Hylobates agilis) membentuk dua perilaku unik yaitu monogami dan menyanyi. Ketika satu individu owa ungko memisahkan diri dari kelompok asal kelahirannya, mereka akan mencari pasangan yang akan menghabiskan sisa umurnya bersama. Ikatan monogami ini sangat penting saat membesarkan anak dan untuk mempertahankan kawasannya.

Owa ungko mempertahankan kawasannya dengan bernyanyi. Saat pagi hari, great call dapat terdengar dari kanopi bagian atas. Nyanyian singkat umumnya berupa duet dan merupakan cara mereka untuk mempertahankan kawasannya. Ketika bernyanyi tidak cukup untuk mengusir pendatang, pasangan owa ungko akan mengejar penyusup itu hingga keluar dari kawasan mereka.

Namun tahukah kalian bahwa owa ungko ini merupakan satwa Indonesia yang terancam punah?

Keberadaan populasi owa ungko saat ini semakin menurun dan terancam punah. Penurunan populasi owa ungko ini telah berstatus Endangered (EN) menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), dan juga owa ungko ini telah dilindungi berdasarkan P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 ke-7. Kemudian, hewan ini dilindungi oleh negara sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1990.

Adapun penyebab penurunan populasi owa ungko yang kini terancam punah disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pembukaan hutan untuk perkebunan, pembukaan lahan untuk kawasan pemukiman, pembakaran hutan, penebangan pohon di hutan sehingga menyebabkan penyusutan terhadap habitat owa ungko ini. Selain itu, banyaknya masyarakat yang melakukan perburuan ilegal untuk hewan peliharaan juga menjadi  penyebab dari penurunan populasi owa ungko. 

Akhir-akhir ini banyak sekali berita mengenai satwa Indonesia yang terancam punah. Hal ini terutama pada owa ungko yang mana menjadi korban dari para pemburu, mulai dari menjual hewan-hewan yang dilindungi, menjadikan hewan ini sebagai hewan peliharaan, mengolah daging dan menjual kulit, kepala dan beberapa hal penting lainnya yang terdapat pada tubuh hewan. Jika ancaman tersebut tidak segera diatasi, hal ini akan mengancam kepunahan hewan ini dan akan memiliki dampak terhadap kelestarian alam. Oleh karena itu, diperlukannya konservasi terhadap owa ungko agar tidak terjadinya kepunahan tersebut.

Melakukan konservasi terhadap satwa yang dilindungi bisa dilakukan dengan konservasi secara ex-situ dan secara in-situ. Konservasi secara ex-situ yaitu dimana pelestarian di luar habitatnya seperti menempatkan satwa pada kebun binatang dan taman safari, sedangkan konservasi secara in-situ merupakan pelestarian di habitat aslinya seperti pada suaka margasatwa dan cagar alam. 

Kepunahan suatu satwa bisa jadi karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga alam dan makhluk hidup di alam. Selain itu, kurangnya pemahaman dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya melestarikan satwa yang terancam punah untuk dilindungi dan tidak merusak hutan yang menjadi habitat satwa tersebut. Owa ungko yang terancam punah merupakan salah satu bentuk akibat dari rendahnya kesadaran manusia untuk menjaga alam, menjaga hutan,dan tidak merusak habitat nya dan satwa-satwa lainnya. 

Seperti bagaimana firman Allah SWT di dalam surat al-a’raf ayat 56:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun