Mohon tunggu...
Maya Sari
Maya Sari Mohon Tunggu... Wiraswasta - banyak kekurangan namun selalu berupaya menjadi yang terbaik

seorang wanita tangguh

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Baper Mantan, Kalau Sudah Tiada Baru Terasa

11 Desember 2018   14:28 Diperbarui: 11 Desember 2018   14:37 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semalam setelah nonton acara Dangdut di salah satu stasiun tv, iseng saya buka-buka Youtube. Asik ngotak-ngatik Youtube, saya ketemu lagu Bang Haji Rhoma Irama yang dibawakan Fildan dengan judul Kehilangan. Tidak hanya suara Fildan yang khas, tapi lirik lagu Kehilangan Bang Haji ini suskes membuat saya hanyut ke dalam harmonisasi yang tercipta.

"Kalau sudah tiada baru terasa, bahwa kehadirannya sungguh berharga".  Begitu penggalan liriknya. Lagu tersebut mengisahkan betapa menyesalnya seseorang yang telah menyia-nyiakan orang yang mencitainya dengan tulus. Setelah tidak lagi bersama, baru tersadar akan betapa berharganya kehadirannya.

Baper dengan mantan tidak hanya menjadi kegalauan muda-mudi yang tengah memadu kasih. Baru-baru ini aktivis Papua, Natalius Pigai buka suara tentang pembangunan di daerah ujung timur Indonesia tesebut. Ia memaparkan keberhasilan SBY yang lebih substantif dalam membangun tanah Papua. Tanpa pencitraan, tanpa blowup media yang berlebihan, SBY telah membangun 9 ruas jalan trans Papua.

Fahri Hamzah, salah satu politisi yang kerap mengkritisi kepemimpinan SBY, kini juga berbalik arah menghimbau pemerintah hari berkuasa untuk belajar kepada putra Pacitan tersebut. Dari segi pembangunan infrastruktur, belum berapa lama ini Fahri ikut menyebarkan capaian 10 tahun kerja keras SBY membangun Indonesia. Fahri pun dengan berani membandingkan kinerja SBY lebih baik daripada pemerintah hari ini yang didukung penuh PDIP.

Begitu juga halnya dengan demo guru dan tenaga honorer pada bulan November lalu. Hampir rata-rata media mainstream membandingkan kesejahteraan guru dan nasib tenaga honorer era pemerintahan SBY dengan pemerintahan saat ini. Di era SBY memimpin republik ini, rata-rata hampir setiap tahun gaji guru dan PNS dinaikkan. Untuk tenaga honorer, secara bertahap SBY mengangkatnya menjadi PNS. Tercatat 1 juta lebih tenaga honorer diangkat menjadi PNS saat itu.

Kondisi demokrasi juga tidak luput dari ke-baper-an rakyat Indonesia yang merindukan sentuhan SBY. Dalam periode kepemimpinannya tidak  ada pembredelan media dan intervensi media oleh kekuasaan. Kebebasan berbicara dan berpendapat di muka umum juga bebas dilakukan oleh siapa saja, latar belakang apa saja, maupun afiliasi keagamaan dan politik mana saja.

Lagu berjudul 'Kehilangan' tersebut senada dengan kondisi Indonesia hari ini. Dimana Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dulu dikritisi, sampai dibawakan kerbau untuk mendemonya, kini dirindukan kehadirannya. SBY hari ini bagaikan mantan yang dirindukan dan dinantikan kehadirannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun